Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Atmosfir Busuk Merundungi Negeri

27 Agustus 2022   10:35 Diperbarui: 27 Agustus 2022   10:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menutup hidung| Sumber: my.clevelandclinic.org

ATMOSFIR BUSUK MERUNDUNGI NEGERI

pagi jernih jatuh menikam bumi
lembut menawan
ada rasa syukur
melantun pelan
menyambut pagi
yang turun
bersama berkat baru anugerah Tuhan
yang melimpah ruah

tatkala dengan
amat gairah kusongsong pagi jernih
didepan pintu rumahku
bau busuk menyengatkuat
membusuki
udara pagi
yang mestinya
menyegarkan
kehidupan
seluruh ciptaan Tuhan

konon bau busuk
beberapa waktu
terakhir ini
terendus kuat
menyesakkan
dada
menghadirkan ispa, asma dan penyakit paru
umat sudah hidup dalam lingkaran atmosfir busuk
penciuman mereka takmampu lagi
mengenali
yang wangi dan yang busuk

oknum-oknum busuk berkeliaran di seluruh negeri
para pejabat yang terjaring ott
sapi-sapi kekar
yang tiba-tiba
terserang pmk
membusuk di kandang busuk
jasad wanita paruh baya ditemukan membusuk di pinggir jalan tol
tubuhnya penuh sayatan pisau
dan parang
banyak sekali
yang mati dan membusuki negeri terindah di dunia
ular sanca yang
membusuk digudang
karena menelan beras bansos
mafia minyak goreng yang mati berhari-hari
dibiarkan petugas dinsos
lalu membusuk
perasaan kemanusiaan mati
hati nurani mati
suami istri, sopir
asisten rumah tangga mati nuraninya lalu menebarkan bau busuk
oknum teroris membusuk di ladang ganja
keadilan
kebenaran
fakta-fakta yang jujur semuanya mati
dan melahirkan
bau busuk
yang membusuki negeri
menodai negeri
mengaibi negeri

Tuhan,
curahkan air surgawi
keatas bumi kami
membasuh seluruh benda-benda yang membusuk
curahkan roh kehidupan
agar hati nurani
umat manusia
hidup dan tidak mati lalu busuk
Tuhan,
ampuni kami
kasihani kami
anak-anakMu
yang tersesat
karena melawan
untuk berjalan
di jalan lurus.

Jakarta, 27 Agustus 2022/pk.2.10
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun