Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Titik 74

24 Agustus 2022   20:32 Diperbarui: 24 Agustus 2022   20:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HUT Pdt Weinata Sairin | Privete Doc

PADA TITIK 74

kini ku berada pada titik tujuhpuluh empat
dalam rasa syukur yang melimpahruah
Tuhan telah membawaku
ketitik tujuhpuluh empat
tanggal 23 agustus 2022
kulantunkan mazmur syukur
ku kidungkan litani sukacita
tatkala
aku bisa berada
pada titik tujuhpuluh empat

pada titik tujuhpuluh empat
kududuk sendiri
merenungi diri
di senja yang makin ranum
di beranda pondokku
tiba-tiba segumpal tanya
menggelora
mengoyak dada :
dalam kasihsetiaNya
dan dalam
rencana agungNya
sampai pada titik berapa
Tuhan akan membawaku
menyusuri jalan panjang ziarah
di kefanaan ini
titik 75, 80, 85
atau entah pada titik berapa ?
itu ranah Sang Khalik
hak prerogatif
Tuhan Yang Maha Esa

tatkala ku berada pada titik  tujuhpuluh empat
berbagai penyakit serasa
tampil mengiris dan menyayat tubuh
fisik makin terasa melemah
tapi kutakpeduli
kuterus melakukan tugas rutinku
pelayanan di beberapa organisasi kristen dan umum
membaca
menulis
berbagi empati
diskusi
menyanyi
kegiatan gerejawi
dan beragam aktivitas lainnya

ketika ku berada
pada titik tujuhpuluh empat
maka ku harus berada dalam posisi siapsiaga menuju
titik berapa pun yang Tuhan tetapkan
bagi diriku

Tuhan mengasihiku
sejak Ia menenunku
74 tahun yang lalu
kuyakin dalam iman
Tuhan akan terusmenerus
mengasihi diriku
bahkan akan menggendongku penuh kehangatan
memasuki
rumah abadiNya
kekal dan abadi.

Jakarta, 24 Agustus 2022/pk.15.55
Weinata Sairin(74)
Pendeta Emeritus Gereja Kristen Pasundan(GKP)
Gereja Pendiri dan Gereja Anggota PGI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun