UMAT BERIMAN
JANGAN HIDUP DISKRIMINATIF
kita adalah umat berketuhanan Yang Maha Esa
yang siang malam
mengamalkan ajaran agama
tanpa henti
tanpa jemu
tanpa lelah
ajaran agama memang harus
diwujudkan
diamalkan
bukan hanya diketahui
atau dihapalkan
diluar kepala
atau menjadi status di ktp
ajaran agama
harus menjadi habitus umat
bukan hanyasebuah ilmu akademik
yang memenuhi
dunia ide
dan disimpan rapi
dalam file memori kita
ajaran agama
dari segenap agama yang hidup di nkri
Islam Kristen Katolik Hindu Buddha Khonghucu Bahai, Sikh
dan banyak lagi
termasuk umat berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,Ahmadiyah
kelompok spiritual
diberi ruang
di apresiasi
dihormati di negeri ini
bukan dilarang
dihujat
di binasakan
dipersekusi
di diskriminasi
ajaran agama
lokal wisdom
telah berkontribusi
memperkuat spiritualitas umat
melawan roh sekularisme
yang menguliti
tubuh bumi pertiwi
dan mengisap darah NKRI
sehabis-habisnya
tanah dan daratan nusantara
dicipta ilahi rabi
untuk kemaslahatan seluruh insan indonesia
setiap insan warga bangsa layak hidup dan membangun rumah ibadah di tanah itu
di langowan
merauke
banten
pameungpeuk
citayam
ende
sawahlunto
tangmentoe
barru
sabang
binjai
di seluruh lorong dan sudut NKRI
tanpa kecuali
pembangunan rumah ibadah di negeri ini jangan dihadang pedang
atau nurani suudzon
biarlah rumah-rumah ibadah berbagai agama berdiri berdampingan
takhanya di tmii
di tomohon
atau di tanjung priok
tapi diseluruh negeri
agar orang selevel Hans Kung,Paus, Annemarie Shimmel tahu
bahwa NKRI negeri paling toleran
nir diskriminasi
yang dulu diteladankn Gus Dur,Buya Maarif,Om Yo, Ibu Gedong,pak Sim dan banyak Guru Bangsa
bangsa ini bangsa besar
bangsa yang inklusif sejak lahirnya
bukan bangsa diskriminatif!
Jakarta, 19 Juli 2022/pk.3.45.
Weinata Sairin(74 th sebulan lagi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI