Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelecehan Membinasakan Keadaban

19 Juli 2022   16:53 Diperbarui: 19 Juli 2022   18:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Televisi|sumber: amazon.com

PELECEHAN MEMBINASAKAN KEADABAN

hidup manusia modern cenderung taklagi dituntun oleh roh religiositas
dan spirit kolegialitas
hari-hari mereka
dilumuri hasrat mudarat
nafsu berahi
seksualitas yang liar nir kendali
nyaris persis dengan episode-episode sinetron yang setiap hari memompa nafsu berahi umat
ke ruang-ruang tengah bahkan
kamar-kamar tidur kita
tanpa risih dan jengah

apakah realitas itu senapas dengan ramalan primbon zaman baheula
atau mendekati
narasi sekitar tanda-tanda akhir zaman
ketika kebobrokan moral
takmungkin bisa lagi dicegah dengan beragam diktum peraturan
bahkan dengan lantunan ayat-ayat kitab suci

diera digital cerita-cerita mesum yang tahun 70 an banyak beredar
secara diam-diam
lewat produk
 stensilan kini dengan amat cepat
memviral ke seantero jagat
membawa aib-aib itu ke sudut-sudut negeri
dinikmati banyak orang
dan menularkan
hasrat mudarat
tiada berujung

aib noda dosa dalam beragam bentuk
dan dalam berbagai diksi
hadir memenuhi
layar kaca
running text
dan dunia medsos di negeri ini
ada pelecehan seksual
pencabulan
kejahatan seksual
pelakor
dan banyak lagi
diksi yang memposisikan seksualitas tidak lagi7 memiliki kekudusan
sebagaimana
pada awalnya di desain oleh
kuasa ilahi

dalam hal kekudusan seksual
perintah agama
dan hukum negara nyaris kehilangan pamornya
dan powernya
aib-aib moral
telah di perkuat dengan hadirnya IT
bahkan telah melibatkan senpi dan aparat
kedalam lingkaran kuasanya yang
poisonis dan demonis

sebagai umat berTuhan
dan sosok beragama
kita amat prihatin
menyaksikan realitas ini terjadi terusmenerus dan berulangulang
melukai tubuh pertiwi
pelecehan-pelecehan yang memakan korban
pada saatnya
membinasakan kemanusiaan,menghancurkan moral umat
dan meruntuhkan peradaban
kita mesti bergerak
kita harus
menghentikan
proses penghancuran itu
kita lawan kebiadaban
kita rajut keberadaban
demi eksisnya
sebuah dunia bermartabat
yang dipenuhi
damai sejahtera
dan keberadaban.

Jakarta, 18 Juli 2022/pk 16.16
Weinata Sairin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun