VIRUS TANPA PUTUS TERUS DIUTUS
berita-berita di televisi analog
atau digital
di medsos dan di koran konvensional
bahwa korban virus covid
makin menanjak
serasa mengoyak
rasa bahagia setitik yang baru saja mulai bersemi
banyak sekali
pertanyaan retorik
yang tiba-tiba
menyembur
tanpa kendali :
mengapa covid
kerasan di negeri ini
apakah warga masyarakat
tidak lagi taat prokes
mereka abai bermasker dan cuci tangan
menolak di vaksin
rajin bergerombol
atau memang covid ini semacam tanda-tanda zaman bagi seluruh umat
agar waspada
terhadap perkerumunan nasional
dua tahun mendatang?
mungkin juga benar kita mesti berdamai dengan virus-virus pembunuh itu
kita hidup berdamping dengan mesin genocide modern
sambil kita makin ketat fanatik kuat dan makin berkomitmen untuk hidup sehat berprokes konsisten
tanpa tawar-menawar
demi sebuah kehidupan
dengan usia harapan hidup yang standar
dan berpengharapan
virus-virus juga makin berkemajuan dan agresif mengembangkan diri
virus-virus melahirkan denominasi baru
dengan banyak
nama
ditemukan di beberapa negara
dengan begitu banyak korban yang belum sempat terhitung
heran juga begitu cepat lahir denominasi baru dari sang virus
tanpa jelas status hukumnya
terdaftar atau diakui
Tuhan Yang Maha Kasih
kasihi dan kasihani bangsa kami
tanpa henti
lindungi kami dari pembinasaan virus yang terus
menerus menggerus jiwa-jiwa yang haus rohani
jiwa-jiwa yang seakan tersandera
oleh dunia nir adab
kini dan disini
Tuhan,kasihi kami
Tuhan,ampuni dosa kami.
Jakarta, 20.Juni 2022/pk.15.05
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H