Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Itu Berbagi, Simpati dan Empati

19 Juni 2022   05:37 Diperbarui: 19 Juni 2022   05:51 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
enerjik|sumber:stock.adobe.com

HIDUP ITU BERBAGI, SIMPATI, EMPATI

hidup itu tidak sekadar bernapas
apalagi bernapas dalam lumpur
seperti judul film zaman baheula
atau bernapas bergantung alat
alat medis

hidup bukan sebatas ada
eksis
presen
tampil
hidup itu mestinya
bergerak
dinamik
keatif
proaktif
karena hidup itu berlimit
ibarat benda
maka hidup itu
ada masa expire nya
ada masa kadaluwarsa
lalu selesailah
semuanya

hidup itu anugerah Tuhan
hidup itu milik Tuhan
yang Ia percayakan kepada kita
hidup itu
privilege dari Tuhan
selama Tuhan
mempercayakan hidup itu kepada kita
kita harus menggunakannya optimal dan bertanggungjawab

kita mesti merawat hidup kita sebagai titipan Tuhan
bukan hanya merawat dengan alat-alat kosmetik modern yang dijajakan di televisi setiap menit
tapi merawat iman kita
memberi makan spiritualitas kita
dengan makanan bergizi dan bernutrisi tinggi
kita harus menjalankan ajaran agama yang kita peluk
dengan konsisten dan telaten

kita harus selalu memulai tindakan kita dengan doa
dengan nawaitu
kita bunuh hasrat-hadrat mudarat yang tumbuh mempengaruhi
akal dan pikiran kita
bunuhlah
nafsu korupsi
nafsu kdrt
nafsu kejahatan seksual
nafsu terhadap segala benda milik pihak lain
nafsu-nafsu barbar beraroma jahiliyah
pelihara kekudusan tubuh kita milik Tuhan
jadilah insan soleh atau solehah
jadilah seorang penganut agama yang setia kepada Tuhan
iman dan takwa
melumuri tubuh kita setiap saat

kita tidak hidup sendiri atau menyendiri
ada orang terkasih dirumah kita
ada banyak orang dikomunitas
di ruang publik
sebagai makhluk sosial
kita juga berbagi
bersimpati
berempati kepada mereka
mereka semua saudara kita sebangsa
jauhkan roh sara, roh primordial
maka hidup kita lebih damai ceria penuh sukacita bisa tidur nyenyak
tanpa mesti menenggak
aprazolam 0,25 mg
atau obat apapun
hidup ini anugerah Tuhan
mari terus rawat hidup kita
sampai Tuhan
mengambilNya
entah kapan
entah kapan.

Jakarta,19 Juni 2022/pk4.020
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun