KASIH ALLAH
MELAMPAUI
SEGALANYA
kasih Allah sejatinya mengucuri
kedirian umat manusia
setiap saat
hampir tiada terasa
dan tiada terfikirkan
oleh keterbatasan
manusia fana
kasih Allah sejujurnya mengalir
memenuhi bejana kehidupan
setiap insan
tanpa jeda
manusia abai
menikmati berkat-berkat Tuhan
mereka acap dengan arogan
menganggap semua limpahan berkat itu
adalah sukses
manusia
jabatan
karier
bonus
rezeki
dan sebagainya
mengakumulasi dalam limpahan berkat
manusia nyaris selalu hidup dalam ketidaksadaran
bahwa berkat yang menghidupi mereka
adalah anugerah
rahmat dan karunia Allah
kasih Allah yang definitif, unik dan spesifik
yang tiada pernah terbandingkan
dan tanpa syarat
menatang
menopang
melingkupi hidup manusia
dalam kondisi apapun
dalam kasihNya yang terus menyala
menggelora
Allah menjangkau tubuh manusia
dimanapun
dalam kondisi
apapun
kasih Allah mengatasi segalanya
mengatasi kasih manusia yang temporer
yang kadang kalkulatif
kasih Allah itu
absolut
tanpa kalkulasi
tanpa sekat sara, primordial
kasih Allah itu
totalitas
melintasi waktu
melintasi kefanaan
kasih Allah
menjangkau
manusia
di lautan, sungai dengan arus deras tebing terjal curam
di hutan rimba
penuh bahaya
bahkan di segala tempat
di seluruh jagat raya
tatkala ananda Eril
tergerus air sun gai Aare di Bern Swiss
dan menghunjamkan dukaluka amat dalam bagi Kang Emil
dan Keluarga Besar bahkan bagi berjuta warga Jawa Barat dan NKRI
umat beriman
amat yakin
Tuhan Yang Maha Esa
dalam kasihNya
yang agung dan akbar
telah menyelamatkan ananda Eril
dan langsung
membawanya
ke rumahNya
yang baka
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
anugerahkan kekuatan,ketabahan,keikhlasan, penghiburan,kesabaran bagi Kang Emil dan isteri serta seluruh Keluarga Besar
berjuta umat
bersama Kang Emil dan Keluarga Besar
dirundung duka
yang amat dalam
karena seluruh umat mengasihi dan menyayangi ananda Eril
namun kami amat yakin
Tuhan Yang Maha Penyayang
Sang Pemilik segala sesuatu
sangat mengasihi ananda Eril
Tuhan
Engkau Maha Tahu
kuatkan kami semua
tanpa Engkau
kami hanya debu
tiada makna.
Jakarta, 5 Juni 2022/pk.17.39
Weinata Sairin
