Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Itu Sementara

25 Mei 2022   08:59 Diperbarui: 25 Mei 2022   09:17 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua | sumber: careworkshealthservices.com

HIDUP ITU SEMENTARA

hidup manusia itu termasuk benda yang fana
siapapun dia
tanpa memandang suku agama ras golongan dan ikatan primordialistik apapun
sebab itu hidup manusia
bersifat sementara
ada limit
ada batas
ada akhir
tidak kekal
tidak abadi
tidak selamanya

namun tidak semua orang
sadar bahwa hidup itu sementara
atau seseorang tahu bahwa hidup itu punya batas
punya limit
tapi ia abai
dengan kondisi itu
ia pura-pura tidak tahu
ia terus saja melanjutkan kehidupan tanpa mau peduli

hidup yang sementara dan terbatas dan sementara
mesti didayagunakan secara efektif
tidak membuang waktu dengan percuma
hidup santai berleha-leha
alon-alon asal
kelakon
tidak bergerak cepat
tidak trengginas
seperti hidup di zaman agraris
amat lamban
menunggu pergantian musim

hidup sementara
hidup yang berbatas waktu
membutuhkan segalanya serba cepat
berpikir cepat
tidak telmi
bergerak cepat
mengeksekusi cepat
cepat tetapi tetapi tepat
orang yang cepat itu menghargai waktu
time is money
apa yang bisa dikerjakan hari ini kerjakanlah
jangan tunggu besok
bekerjalah selama hari masih siang
akan datang malam ketika orang tidak bisa lagi bekerja
itu beberapa motto
dari mereka yang sadar
bahwa hidup itu sementara

hidup itu sementara
maka kita harus serius menjalani hidup  ini
kita taat kepada syariat agama
kita tidak boleh melawan hukum
kita harus beragama secara kafah
kita harus hidup kudus
hidup tanpa aib dan dosa
hidup dengan semangat untuk bertobat
hidup sebagaimana imago dei atau
khalifatullah!

Jakarta, 23 Mei 2022/pk.15.30
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun