Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian Itu Sebuah Kepastian

20 Mei 2022   17:58 Diperbarui: 20 Mei 2022   18:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KEMATIAN ITU
SEBUAH KEPASTIAN

dalam merengkuh kehidupan
di dunia fana
kita bertemu
dengan dua aspek yang sangat penting
yaitu sesuatu yang pasti
sesuatu yang tidak pasti
ada yang relatif
ada yang absolut
yang pasti itu
kematian
siang
malam
keberagamaan
suku
sehari 24 jam
hari kiamat
kehidupan baru
sesudah kematian

dunia ini penuh sesak dengan ketidakpastian
hidup ini penuh sesak dengan yang relatif
diagnosis dan terapi dari seorang dokter acapkali relatif
walau biayanya
absolut
maka harus dicari second opinion
kepada dokter di negeri jiran
agar penyakit bisa disembuhkan
dan seseorang bisa menghidupi kembali kebahagiaan sejati

banyak yang relatif didunia ini:
biaya rumah sakit
biaya sekolah
biaya pengacara
biaya resepsi pernikahan
kehidupan
nasib
karier
keberuntungan
jabatan
dan entah apa lagi

umat manusia merengkuh kehidupan
melewati
dua aspek itu
yang pasti dan
yang tidak pasti
yang absolut
dan yang relatif
kedua aspek itu melumuri tubuh manusia fana
hingga hidupnya berakhir

hal yang amat pasti definitif dan absolut
adalah kematian
bahwa kematian itu
sesuatu yang sangat pasti
absolut
dan takterbantahkan
kematian akan terjadi pada waktunya
sesuai dengan agenda
Sang Maha Pencipta
sebab itu waktunya misteri

maut itu adalah sebuah kepastian
umat manusia takperlu skeptis
dan ragu
manusia mesti sabar menunggu kairos Allah
dan dalam menanti kairos itu
umat manusia
harus terus hidup kudus takbercela
makin beriman kukuh
kepada Allah
dan umat manusia
terus terpanggil
untuk merajut karya terbaik
bagi seluruh umat,bagi bangsa dan negara
tanpa jemu
dan lelah
hingga maut
datang
mengucap salam.

Jakarta, 17 Mei 2022/pk.17.35
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun