Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Hidup Tak Boleh Redup

9 Mei 2022   12:05 Diperbarui: 9 Mei 2022   12:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia silver|sumber: photo.sindonews.com

JALAN HIDUP TAKBOLEH REDUP

jalan hidup setiap orang
amat berbeda
satu sama lain
realitas itu sangat ditentukan oleh banyak faktor
pendidikan
situasi politik
keberuntungan
keinginan pihak lain
dinamika politik
dan ekonomi
perkembangan
pemikiran pribadi
dan sebagainya
dan sebagainya

seseorang yang awalnya berniat
menjadi sastrawan
lalu menjadi teolog
seseorang yang
menekuni ilmu kimia
bahkan memperoleh ijazah strata satu dibidang itu
ternyata lebih enjoy menekuni
urusan partitur lagu
seseorang yang studinya urusan meracik obat-obat
bergaul erat dengan paracetamol
avodart
omeprazol
lalu saat dewasa tenggelam dalam urusan
administrasi
dan kesekretariatan
lembaga keagamaan
seseorang yang awalnya demonstran di tengah turbulensi politik kemudian
menjadi politisi
dan anggota dewan

jalan hidup tidak selalu mewujud lurus
ia berkelak kelok
bak jalan di puncak
atau jalan diantara makasar tana toraja

apapun pilihan
setiap orang dalam merengkuh kehidupan
di samudera yang maha luas
yang pasti jalan hidup yang dipilih takboleh redup dan kuncup
jalan hidup
harus memberi makna bagi orang lain
harus punya resonansi
bagi spektrum
yang lebih luas
jalan hidup yang dipilih
pada akhirnya wajib didukung
oleh pengembangan pribadi
pemantapan keilmuan
dan profesionalisme

beberapa waktu terakhir
jalan-jalan umum di beberapa wilayah ibukota
diwarnai oleh
manusia silver
manusia robot
manusia badut
dengan beragam bentuk penampilan
untuk menarik perhatian publik
diujung tol jatiwarna manusia silver beraksi
di wilayah-wilayah lain manusia robot atau manusia badut
beraksi
pada awalnya mereka tidak terobsesi untuk
menekuni bidang itu
faktor-faktor ekonomi dan dampak pandemi
memaksa mereka berkreasi dibidang itu
mungkin kreasi seperti itu bersifat sementara
bisa juga jika kreasi seperti itu nanti akan dimaknai sebagai karya seni
maka kreasi itu
bisa menjadi sebuah jalan hidup

kita harus menghargai dan
mengapresiasi
sebuah jalan hidup
yang dipilih dan dijalani seseorang
jalan hidup bisa
menjadi wahana
ekspresi kedirian seseorang
yang mewarnai
ruang-ruang
kehidupan
yang fana.

Jakarta, 9 Mei 2022/pk.4.35.
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun