Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mewujudkan Masyarakat Majemuk dan Solid

4 Mei 2022   10:45 Diperbarui: 4 Mei 2022   13:11 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garuda | sumber : portaljember.pikiran-rakyat.com

MEWUJUDKAN MASYARAKAT MAJEMUK DAN SOLID

malam berangkat larut
ku masih merenung di ruang tengah
senja dan malam ini
takada hujan
membasahi bumi yang terasa makin panas
walau bmkg memfatwakan sore dan malam ini hujan
mengepung
jakarta

dalam sebuah masyarakat majemuk
sebuah hari raya keagamaan
tidak pernah menjadi monopoli dari sebuah agama
hari raya keagamaan
telah berangkat menjadi sebuah hari raya agama-agama
telah berubah menjadi
hari raya dari seluruh warga bangsa
apapun agama
yang mereka anut

dua hari ini keluarga kami
berkeliling
mewujudkan silaturahmi
kepada para sahabat
yang tengah merayakan hari idul fitri
hari kemenangan
hari tatkala manusia kembali ke fitrahnya
manusia yang
suci, kudus
hanif-lurus
bersih dari dosa

tatkala idul fitri usai
dan aktivitas mudik semua rampung
tugas besar warga bangsa adalah
mewujudkan manusia religius yang kontinyu konsisten dan kafah
sehingga NKRI aman damai dan dipenuhi orang-orang saleh dan solehah
yang hidupnya kudus tiada bercela dan bernoda
warga bangsa juga harus terus memelihara kebinekaan
merawat kemajemukan
menjaga pluralitas bangsa
mewujudkan persaudaraan otentik
menguatkan talisilaturahim
menuju Indonesia baru
yang adil makmur sejahtera dan bersatu
yang diberkati Allah.

Jakarta, 3 Mei 2022/pk23.45
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun