Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Paskah 2022: Menginspirasi Hidup yang Berbuah

17 April 2022   16:35 Diperbarui: 17 April 2022   16:49 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuburan Yesus kosong | sumber: pesankasihdarisurga.blogspot.com

Gelombang pemikiran Yesus tidak sama dengan gelombang pemikiran para murid. Yesus memarahi Petrus dengan amat keras.  Ketika Petrus merespons negatif informasi  Yesus bahwa Ia akan menderita (Mrk. 8:33). Peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus  berada di luar kategori pemikiran para murid.  

Mereka menolak Yesus yang menderita, mereka panik ketika Yesus mati, mereka tidak solid,mereka tercerai-berai,  karena pemahaman mereka tentang Yesus dan misi-Nya amat lemah, dangkal dan sumir. 

Kebersamaan mereka secara fisik  ternyata tidak menjamin luasnya wawasan mereka tentang Yesus. Mereka lebih terfokus pada profit atau keuntungan, bonus apa yang akan mereka terima sebagai murid Yesus, bukan pada nilai-nilai luhur yang dipresentasikan Yesus melalui perkataan dan perbuatan-Nya.  Mereka terjebak menjadi murid yang simbolik  dan formalistik,  tidak menjadi murid yang mampu memancarkan dan membagi misi Yesus ke spektrum yang lebih luas.

Hari-hari ini tatkala Gereja-gereja dan umat Kristen memasuki Jumat Agung dan Paskah, adalah saat yang amat tepat  untuk merenung ulang arti hakiki peristiwa itu serta menimba makna aktual bagi kekinian zaman. 

Peringatan Jumat Agung dan Paskah akan jatuh menjadi sebuah seremoni  dan selebrasi tanpa makna, bahkan nilai-nilai sakral dan transendentalnya  akan tereduksi jika pemahaman kontemporer  dari kedua hari raya itu tidak mendapat ruang.  Ada beberapa hal substantif yang mesti digarisbawahi ketika kita memperingati Jumat Agung dan Paskah.

Pertama, Gereja-gereja di Indonesia  harus menjadi "Gereja bagi orang lain"; Gereja yang menderita dan solider  dengan umat manusia yang terkapar,terpapar dan menggelepar di pinggir-pinggir kehidupan. Dan tidak boleh menjadi Gereja  yang hidup bagi dirinya sendiri, Gereja yang introvert  dan ekslusif; Gereja yang teralienasi  dari konteksnya; yang tercerabut dari dunia sekitar.

Kedua, Gereja dan persekutuan Kristen harus mampu menampilkan kekristenan otentik yang melalui ajaran Yesus Kristus tentang cinta kasih, perdamaian, kejujuran, pengorbanan, pengampunan,  pembebasan, direfleksikan di dalam tindakan nyata. 

Gereja harus menanggalkan kekristenan simbolik dan formalistik, kekristenan yang mandul, apatis,  dan non-kontributif. Dengan cara itu, kredibilitas dan akuntabilitas Gereja memberi makna bagi dunia.

Ketiga, Gereja dan persekutuan Kristen  harus benar-benar menjadi Gereja yang bangkit, yang mampu membangkitkan  dan mencerahkan umat serta masyarakat, sehingga mereka dapat menatap  dengan mantap keakanan yang disediakan Allah dalam Kristus.
Peringatan Paskah harus mampu membangkitkan Gereja dan umat Kristen untuk memberi perspektif baru bagi warga bangsa yang terpapar Covid 19, Omicron, bagi setiap orang yang terpapar nanar dipinggir-pinggir kehidupan.

Perayaan Jumat Agung dan Paskah ditengah-tengah Saudara-saudara Muslim yang tengah menunaikan ibadah Puasa memiliki makna yang amat penting dan strategis utamanya dalam konteks memperkuat komitmen kita dalam mengembangkan moderasi beragama di Indonesia. 

Kadar toleransi setiap umat beragama di negeri ini makin  mengembang dan menguat dengan hadirnya secara  bersamaan peristiwa keagamaan dari dua agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun