PENJARA-PENJARA YANG MENCERDASKAN
kita sebenarnya hidup dalam penjara-penjara
bukan penjara sejenis cipinang
sukamiskin
atau lapas-lapas lainnya
yang pernah terbakar atau dibobol
tapi penjara-penjara yang seakan inhaeren
dengan kehidupan kita
ada penjara sara
penjara primordialistik
penjara ideologi
penjara almamater
penjara profesi
penjara fraksi
penjara kebudayaan
penjara keyakinani politik
penjara denominasi
penjara aliran teologi
dan sebagainya
dalam kungkungan penjara-penjara seperti itu
kita megap-megap
napas taklega
seperti pengidap asthma
yang bertahan
karena oksigen dan nebulizer
kita berjalan tertatih-tatih
terhuyung-huyung bak pasien vertigo
pikiran dan mindset kita menjadi sangat picik dan licik
selama pandemi menghantam kehidupan kita
dua tahun lebih
sejujurnya kita
menghidupi sebuah penjara
kehidupan yang monoton
aktivitas yang kering dan kerdil
banyak membawa orang pada situasi depresi akut
dan menjadikan sebagian orang
bertindak kriminal
kepada suami,istri atau anak kandungnya sendiri
dalam suasana seperti ini.kita harus piawai mengelaborasi ruang-ruang imajinasi kita
kita harus memandang istri kita atau suami kita dengan mata baru
dengan imajinasi( bukan halusinasi) yang kreatif
kita akan memandang pangling istri kita terkasih
sehingga nampak anggun dan menghangatkan
atau suami nampak makin gagah dan mendebarkan
dengan potongan rambut undercut
penjara-penjara
dalam hidup kita harus kita maknai sebagai
ruang-ruang cerdas
yang melahirkan inspirasi baru
agar kita makin
bergairah mengayuh kereta kehidupan kita ditengah pandemi yang membunuh tubuh dan harapan umat manusia
mari terus berjuang dengan doa yang tiada berkeputusan
agar kita menjadi pemenang dalam kehidupan
dan tidak terpapar lalu terlempar ke ruang-ruang kebinasaan
tanpa kita bisa berbuat apa-apa.