DIRIKU Â MENANGIS
TUBUHKU TERIRIS
awan duka menggantung di langit diatas rumahku
kusaksikan
banyak orang  menangis lirih
dibanyak wilayah
bahkan ada yang menangis histeris
takkuat lagi menanggung beban duka dan derita
yang menyayat tubuh rapuh dan renta
gerimis menetes pelan
menambah pilu dan ngilu suasana
rangkaian peristiwa yang
menorehkan kanvas kehidupan hari-hari ini
mengalirkan duka yang
menusuk ulu hati
ada ahli kesehatan yang
direnggut profesionalismenya
memutus habis karyanya di bidang medis
ada dua tokoh
warga gereja
yang ku kenal baik
yang sepanjang hidup berjuang bagi kemanusiaan
dan yang berpuluh tahun
menebar alkitab bagi umat di seluruh nusantara
dipanggil Tuhan hari ini
aku menangis
umat menangis
tubuhku teriris
gereja-gereja diamuk duka
yang dahsyat
kita hidup dalam sebuah dunia yang rapuh
dan tengah menuju ke arah kebinasaan permanen seperti yang diimani para
ahli eskatologi
tatkala pengembangan keilmuan bagi peningkatan derajat kesehatan umat manusia
tidak mendapat ruang dan tempat yang layak
tatkala maut merenggut kuat
tanpa pertimbangan
pertimbangan
manusiawi
dan kuasa yang transenden yang powerful
berada diatas segalanya
lantunan doa mari kita lafazkan
agar Tuhan Yang Maha Kasih menganugerahkan wisdom dan kekuatan dahsyat
bagi saudara-saudara kita terkasih :
bagi dokter terawan agus putranto
dan keluarga serta kolega
bagi keluarga besar bapak supardan
bagi keluarga besar saudara novel matindas
kita memang berduka
kita memang prihatin
tapi sebagai umat beriman
kita yakin
Tuhan akan bertindak sesuai dengan kairosNya
memberi kekuatan dan pengharapan
memberikan perspektif baru
yang mulia dan berharga
bagi anak-anakNya
yang Ia kasihi
Tuhan Maha Besar
lebih besar dari duka dan persoalan yang menghimpit kehidupan kita.
Jakarta, 27 Maret 2022/pk.17.45
Weinata Sairin