Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Bisa Hidup Hanya Anugerah Allah

26 Februari 2022   17:26 Diperbarui: 26 Februari 2022   17:50 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan rumah|sumber: sannurarsitek.com

AKU BISA HIDUP HANYA ANUGERAH ALLAH

senja turun perlahan
diiringi gerimis kecil
desir angin terasa dingin menusuk merasuk
merayapi tubuh uzur
ulu hati terasa perih bagai tersayat
asam lambung
bergerak-gerak
dalam irama yang cukup teratur
asam lambung acap lebay bikin persoalan
pada hal rutin kutenggak omeprazol
dan segelas air kunyit
yang di jajakan di medsos

suasana sepi
selalu mewarnai
malam minggu
atau malam jumat
dan malam-malam libur panjang
sepi mengental dan menggumpal
membuat kita takmampu lagi bergerak
medsos dan televisi penuh sesak dengan kisah sedih korban gempa pasaman barat
serbuan rusia ke ukraina
guru sekolah agama menggagahi murid-muridnya
emak-emak yang antri minyak goreng
lansia komorbid yang
meninggal walau sudah booster
debat diksi penggunaan toa beraroma politik menyongsong
reshuffle
dan seorang nenek tua hidup sendiri di gubuk reyot

di beranda rumah kududuk
merenung
sendiri
dalam genggaman sepi

ku heran
sejak aku memasuki masa pensiun
Tuhan benar-benar
campur tangan dalam hidup rumah tangga kami
di tengah kemacetan pensiun selama
dua tahun lebih
Tuhan dengan caraNya yang ajaib mencukupkan
segala kekurangan kami
hingga kami bisa bertahan hidup hingga saat ini

Ia merawat hidup kami sekeluarga
Ia menganugerahkan kesehatan
kepada kami
Ia menjagai kami dari berbagai penyakit

Tuhan
kami bersyukur dan berterimakasih kepadaMu
Engkau mengasihi kami
tanpa mempertimbangkan kedirian kami
Engkau lah Tuhan kami
kami beriman dan berserah kepadaMu
hingga kematian
merenggut!

Jakarta, 26 Februari 2022/pk.16.47
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun