Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Iman Kukuh Hidup Direngkuh

16 Februari 2022   09:45 Diperbarui: 16 Februari 2022   20:10 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trilogi iman kasih dan harapan| sumber : pixabay.com

DALAM IMAN KUKUH
HIDUP DIRENGKUH

tatkala hidup dan zaman seolah dikuasai pandemi
tatkala hidup tersandera virus yang membawa mesin pembunuh
maka selain prokes, vaksin
obat-obat
maka diksi
iman harap dan kasih
menjadi penguat dan pelipur hidup yang lara penuh duka dan luka

pandemi seolah menjadi rezim diktator otoriter tiada terkalahkan
selama dua tahun ini
dunia porak poranda
tatanan kehidupan dijungkirbalikkan tanpa sisa
jutaan manusia fana di dunia
terbunuh dalam senyap
airmata kering
takmampu lagi meratapi jutaan mayat yang antri menuju tempat pemakaman

ada sebagian orang yang abai terhadap pandemi
dengan beragam argumen
yang kadang absurd dan irasional
ada juga sebagian yang kalap
lalu skeptis terhadap agama
skeptis terhadap yang ilahi
lalu oleng dan tenggelam dalam hidup yang dikendalikan roh sekulerisme
mereka seakan berhenti beragama
berhenti menyebut nama Tuhan

kita warga bangsa ini
sejak kita merdeka sebagai bangsa
telah menyatakan diri sebagai bangsa beragama
bangsa yang percaya kepada
Tuhan
negara memberi ruang bagi agama-agama
untuk hidup
mengukir karya terbaik
berkiprah bagi kemaslahatan bangsa dan negara
di negeri ini hidup dalam kebersamaan yang solid agama-agama
Islam,Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, Bahai, Sikh
dan lain-lain
di negeri ini ada
warga penganut Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kesemuanya dalam perspektif agamanya masing-masing
terus berjuang
bersama dengan seluruh potensi bangsa
melawan virus
demonis yang terus membunuhi umat manusia
sebagai umat beragama kita tidak abai
tidak juga skeptis
kita terus merumuskan narasi-narasi berbasis agama untuk melawan kekuasaan pandemi

setiap agama harus merawat spiritualitas umatnya masing-masing
agar mereka tegar, tabah,tangguh
menghadapi virus-virus demonis ini
agama-agama harus terus menggali diksi-diksi teologis dari setiap agama untuk menguatkan kedirian umat

umat beragama harus terus menerus mengedepankan diksi iman,harap dan kasih
dalam melawan pandemi
iman yang kukuh kepada Tuhan
harapan yang takpernah pupus dalam perjuangan membangun kehidupan baru
kasih kepada sesama, kasih non sara, non primordialistik yang harus terus diwujudkan tanpa lelah

dengan iman, harap dan kasih
kita yakin kita mampu melewati lembah kekelaman
yang di desain pandemi
yang membuat kita dan dunia terpuruk dalam derita tiada akhir!

Jakarta,16 Februari 2022/pk.3.20
Weinata Sairin

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun