Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Turun Terus Seperti Virus

16 Februari 2022   10:50 Diperbarui: 16 Februari 2022   20:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HUJAN TURUN TERUS SEPERTI VIRUS

menuju rembang senja
awan hitam menggantung diatas rumahku
menyeramkan
lalu tiba-tiba
air hujan deras sekali tertumpah dari langit
membasahi rerumputan
dan dedaunan
yang terkapar dipinggir jalan

hujan turun hari ini kata sohibku
adalah menyambut cap go meh
menikmati lontong cap gomeh
sambil menyaksikan hujan mengguyur bumi
amat mengasyikkan
kata sohibku
hujan yang deras
tanda rezeki deras
dan kesuburan
serta kemakmuran
melimpahi buana

sejak zaman kitab kejadian
dalam alkitab
hujan itu bentuknya cair
hujan emas ada dalam cerita-cerita kuno karya para empu dan suhu
hujan es pernah terjadi dalam dunia nyata
hujan deras sebab itu mengalirkan air
air di selokan bertambah penuh
air di empang
meluap dan
meluap
membuat ikan-ikan mijah
merugikan pemilik empang
hujan mengalirkan air selokan
air got
air empang
air kali ciliwung
hujan deras tanpa jeda
juga mengalirkan air mata
tatkala beras
takada lagi
untuk ditanak
minyak goreng
atau minyak jelanta pun
taklagi tersedia
hujan deras
merendam kamar-kamar rumah kontrakan
rusun atau rusunawa
hujan deras bahkan merendam habis
impian dan obsesi indah tentang masa depan

hujan itu serti virus
terus saja beraksi dan melanda kehidupan
tapi hujan masih lebih elegan dan manusiawi
ketimbang virus
yang terus bernafsu untuk membunuh
membunuh jiwa
membunuh hari depan
membunuh mimpi-mimpi eskatologis!

Jakarta, 15 Februari 2022/pk16.23
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun