Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ritual Berujung Fatal

15 Februari 2022   12:49 Diperbarui: 15 Februari 2022   12:55 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ombak besar|sumber: pinterest.com

RITUAL BERUJUNG FATAL

sejak zaman baheula
jauh sebelum
agama-agama
hadir untuk menuntun umat
berjalan menapaki jalan lurus
kehidupan masyarakat kita telah dipenuhi dengan berbagai seremoni, upacara, ritus-ritus

dalam perspektif animisme dan dinamisme di zaman pra agama
masyarakat menaruh sesajen pada pohon-pohon besar
dan menganggap pada pohon itu
ada kuasa yang
bisa mengubah
nasib manusia
masyarakat menaruh kepercayaan pada gua-gua
gunung-gunung
makam-makam
keris-keris pusaka
yang dianggap memiliki kesaktian
dan dapat mempengaruhi jalan hidup umat manusia

tatkala agama-agama
mulai dipeluk warga masyarakat
seremoni, upacara
ritus-ritus
tetap berlangsung
namun dalam perspektif budaya dan atau agama
tidak dalam roh
animisme atau dinamisme
yang  bertentangan secara diametral dengan ajaran agama-agama
yang berfokus pada iman kepada yang ilahi

masyarakat melaksanakan
pesta panen
sebagai wujud syukur kepada Tuhan
atas panen yang berhasil
ada beragam upacara atau ritus yang menjadi bagian dari tradisi kultural sebuah masyarakat yang tetap dipelihara
dan mendapat ruang
dalam kehidupan bangsa

ada rasa sedih
dan duka pedih
menyayat kuat
tatkala mendengar berita beberapa
orang meninggal diterjang ombak
saat melakukan ritual di pantai payangan jember
dua hari yang lewat
kita semua diamuk duka
menghadapi realitas itu
ritual takboleh berujung fatal
ritual harus mempertimbangkan keselamatan jiwa manusia

awan duka terus menggantung dinegeri ini
karena kematian
banyak orang
karena kematian hati nurani

Jakarta, 15 Februari 2022/pk 1.28
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun