Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Pedih Merintih Perih

14 Februari 2022   19:46 Diperbarui: 14 Februari 2022   19:47 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ADA PEDIH
MERINTIH PERIH

virus-virus terasa terus
mengganas
buas
gunakan banyak jurus
membunuh siapa saja
tanpa kalkulasi
tanpa emosi
virus-virus nampak makin ofensif
melakukan serangan masif
membinasakan
umat manusia
vaksin merk apapun
dilawannya
bahkan virus melahirkan kader-kader baru
yang lebih militan
ada delta
ada omicron
mungkin dari proses interaksi dan pengembangan strategi
akan terus lahir dan direkrut
kader-kader baru

sahabat dekat,
anggota keluarga banyak yang tiba-tiba mesti isoman
pada hal mereka hanya pilek
yang selama ini
bisa diusir cepat dengan menenggak neozep atau rhinos
ada juga sahabat yang tiba-tiba saja
direnggut maut
tanpa gejala
signifikan
melahirkan duka menghunjam dalam
dan pedihperih
menyayat lirih

ditengah mengganasnya virus buas
aksi kriminalitas dan pelanggaran ham tetap saja berlangsung lancar
ada jambret
ada pencurian kotak amal
ada perdagangan narkoba
ada kdrt
ada kejahatan seksual
ada pencabulan murid sekolah agama
di beberapa daerah
ada perdagangan perempuan
mereka semua tidak mau tahu
ada hari valentine
bahkan mereka
takpernah bisa mempraktikkan kasih sayang
dalam hidup mereka

tatkala virus makin mengganas buas
maka kita semua mesti lebih taat dan disiplin
melaksanakan prokes
lebih tekun berdoa kepada Tuhan
agar Ia cepat turuntangan
menyelamatkan bangsa ini!

Jakarta, 14 Februari 2022/pk.7 .17
Weinata Sairin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun