Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tatkala Hujan Lebat Menikam Bumi

5 Februari 2022   01:32 Diperbarui: 5 Februari 2022   01:40 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan deras | sumber : newsroom.unsw.edu.au

TATKALA  HUJAN LEBAT
MENIKAM BUMI

tatkala hari berangkat senja
awan lembayung
nampak memancarkan sinar kekuning-kuni ngan menerangi bumi
lalu hujan deras
mulai turun menggerus habis harapan yang masih tersisa
ditengah perlawanan terhadap omicron
yang takkunjung rampung

hujan kini datang begitu saja
tanpa program
tanpa jadwal yang jelas
tanpa rundown
tanpa mengindahkan
prakiraan bmkg
orang bilang
dalam menyambut tahun baru imlek
hujan diharapkan datang mencurahkan berkat bagi umat
mengalirkan kemakmuran
di era tahun macan air

covid di awal tahun baru ini
ternyata makin mengganas buas
varian omicron
dan turunannya
melibas banyak warga tanpa memandang sara, fraksi, eselon, jabatan
anak-anak sekolah yang baru mulai ptm
terserang
menteri kabinet
terserang
umat yang sudah booster
terserang
teolog
pendeta emeritus
penatua
aktivis
warga masyarakat yang telah kehilangan pekerjaaan bahkan kehilangan pendamping setia
juga terserang

pemerintah bersama seluruh aparat
dipusat dab daerah berjuang keras
menghadang omicron
sambil menyadarkan masyarakat
untuk taat prokes, tidak berkerumun, tidak membuat pesta yang menghadirkan orang banyak,
evaluasi ppkm, ptm
dan bentuk-bentuk lain
yang bisa menghadang gerakan ofensif omicron
dan melumpuhkan
kekuatan omicron

tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
kuingat dengan hati trenyuh
mereka yang isoman
mereka yang mesti di rawat dibanyak rumah sakit
anak-anak sekolah yang terkapar terpapar
dan mungkin lapar
para petinggi negeri yang mesti isoman

kujuga ingat
kisah-kisah kemanusiaan
yang ditayangkan banyak stasiun televisi :
kakek uzur yang tinggal sendiri dirumah
bobrok
para pedagang
dan emak-emak
yang kesulitan
menjangkau minyak goreng
ratusan pensiunan dan nasabah asuransi
yang uang pensiun dan dana hari tua atau beasiswa
yang habis dilahap oknum
para korban kdrt
para korban perdagangan manusia
para dpo yang berlindung dan dibacking oleh
oknum hebat
para korban pelecehan seksual yang kehabisan airmata
menunggu pengesahan ruu tpks menjadi undang-undang

tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
kuingat
NKRI anugerah Tuhan
yang warga bangsanya beriman tangguh
belum optimal mewujudkan imannya dalam kehidupan praksis
yang didalamnya masih bersemi bibit-bibit intoleransi
adanya kkb, teroris
dan mereka yang hidup dalam paradigma berfikir yang taksejalan dengan ideologi negara
agama-agama
yang ada
belum optimal menampilkan
perannya
dalam mentransformasi mindset umat menuju pola pikir inklusiv,memajukan kemajemukan,
memantapkan tali silaturahim dan persaudaraan sejati

tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
ku lafaz doa kehadirat Allah Maha Kudus:
"Ya Allah, berkatilah negeri kami
menjadi negeri yang adil, aman, makmur
solid bersatu, berkeadaban
agar negeri kami mampu
berperan konstruktif dalam percaturan global"
Amin.

Jakarta, 4 Februari 2022/pk.17.20
Weinata Sairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun