TATKALA Â HUJAN LEBAT
MENIKAM BUMI
tatkala hari berangkat senja
awan lembayung
nampak memancarkan sinar kekuning-kuni ngan menerangi bumi
lalu hujan deras
mulai turun menggerus habis harapan yang masih tersisa
ditengah perlawanan terhadap omicron
yang takkunjung rampung
hujan kini datang begitu saja
tanpa program
tanpa jadwal yang jelas
tanpa rundown
tanpa mengindahkan
prakiraan bmkg
orang bilang
dalam menyambut tahun baru imlek
hujan diharapkan datang mencurahkan berkat bagi umat
mengalirkan kemakmuran
di era tahun macan air
covid di awal tahun baru ini
ternyata makin mengganas buas
varian omicron
dan turunannya
melibas banyak warga tanpa memandang sara, fraksi, eselon, jabatan
anak-anak sekolah yang baru mulai ptm
terserang
menteri kabinet
terserang
umat yang sudah booster
terserang
teolog
pendeta emeritus
penatua
aktivis
warga masyarakat yang telah kehilangan pekerjaaan bahkan kehilangan pendamping setia
juga terserang
pemerintah bersama seluruh aparat
dipusat dab daerah berjuang keras
menghadang omicron
sambil menyadarkan masyarakat
untuk taat prokes, tidak berkerumun, tidak membuat pesta yang menghadirkan orang banyak,
evaluasi ppkm, ptm
dan bentuk-bentuk lain
yang bisa menghadang gerakan ofensif omicron
dan melumpuhkan
kekuatan omicron
tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
kuingat dengan hati trenyuh
mereka yang isoman
mereka yang mesti di rawat dibanyak rumah sakit
anak-anak sekolah yang terkapar terpapar
dan mungkin lapar
para petinggi negeri yang mesti isoman
kujuga ingat
kisah-kisah kemanusiaan
yang ditayangkan banyak stasiun televisi :
kakek uzur yang tinggal sendiri dirumah
bobrok
para pedagang
dan emak-emak
yang kesulitan
menjangkau minyak goreng
ratusan pensiunan dan nasabah asuransi
yang uang pensiun dan dana hari tua atau beasiswa
yang habis dilahap oknum
para korban kdrt
para korban perdagangan manusia
para dpo yang berlindung dan dibacking oleh
oknum hebat
para korban pelecehan seksual yang kehabisan airmata
menunggu pengesahan ruu tpks menjadi undang-undang
tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
kuingat
NKRI anugerah Tuhan
yang warga bangsanya beriman tangguh
belum optimal mewujudkan imannya dalam kehidupan praksis
yang didalamnya masih bersemi bibit-bibit intoleransi
adanya kkb, teroris
dan mereka yang hidup dalam paradigma berfikir yang taksejalan dengan ideologi negara
agama-agama
yang ada
belum optimal menampilkan
perannya
dalam mentransformasi mindset umat menuju pola pikir inklusiv,memajukan kemajemukan,
memantapkan tali silaturahim dan persaudaraan sejati
tatkala hujan lebat jatuh menikam bumi
ku lafaz doa kehadirat Allah Maha Kudus:
"Ya Allah, berkatilah negeri kami
menjadi negeri yang adil, aman, makmur
solid bersatu, berkeadaban
agar negeri kami mampu
berperan konstruktif dalam percaturan global"
Amin.
Jakarta, 4 Februari 2022/pk.17.20
Weinata Sairin