REFLEKSI ALKITAB, MINGGU, 28 NOVEMBER 2021
ADVEN : Â MENGHADIRKAN KEKUATAN DAN PENGHARAPAN
Oleh Weinata Sairin
"Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepadaKu sebab Aku telah menebus engkau!" (Yesaya 44:22)
Umat kristiani di seluruh jagat raya pada hari Minggu tanggal 28 November 2021 ini akan memasuki Minggu Advent I Sebelum tiba dan memasuki hari raya Natal tanggal 25 Desember 2021 Gereja-gereja selama empat hari Minggu berturut-turut, sesuai dengan Tahun Gereja, melaksanakan Minggu Advent. Minggu Advent (dari kata adventus bhs Latin = kedatangan) dimaksudkan untuk mempersiapkan segenap warga Gereja agar mereka menyambut peristiwa Natal dengan penuh sukacita sebagai hari kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat  umat manusia, yang menghapus dosa seluruh umat dan memposisikan umat dalam atmosfir keselamatan yang baru.
Pengkondisian (conditioning) umat pada masa-masa Advent, sebagai masa penantian kedatangan Yesus baik kedatangan yang pertama maupun kedatangan yang kedua, memang ternyata tidak mudah. Ada semacam paradoks dan suasana distortif yang dihadapi umat : didalam Gereja melalui liturgi, nyanyian, pembacaan Alkitab, mereka sedang dalam posisi Advent, menanti kedatangan, sementara di luar gedung gereja, umat sudah berada dalam posisi 'merayakan kelahiran Yesus'. Realitas kontradiktif ini harus dicatat hanya terjadi dalam lingkup Kristen, dan tidak terjadi pada lingkup Katolik. Saudara saudara Katolik sejak lama telah berkomitmen untuk merayakan Natal mulai tanggal 25 Desember sampai dengan minggu pertama bulan Januari.
Walaupun cukup sulit karena pertimbangan teknis, ada baiknya pimpinan Gereja tingkat nasional bersama lembaga keumatan di waktu-waktu mendatang perlu duduk bersama untuk membahas topik itu. Kekhidmatan dan kekhusukan ibadah-ibadah Advent, pemahaman teologis warga Gereja tentang Advent akan sangat terbantu andaikata perayaan Natal di lingkup Gereja dirayakan antara tanggal 25 sampai dengan tanggal 10 Januari. Kita bersyukur bahwa dalam beberapa tahun ini PGI telah menyelnggarakan Ibadah Advent dan cukup mendapat perhatian dari para pimpinan Gereja, dan lembaga kristiani di tingkat nasional.
Israel sebagai umat pilihan Allah, selama 70 tahun berada dalam pembuangan di Babilonia. Sebagai bangsa yang ditawan dinegeri orang, tentu saja derita Israel amat amat terasa sangat mendalam. Mereka mengalami perlakuan diskriminatif, mereka tertekan secara psikologis dan politis. Mereka menanggung sengsara yang begitu berat karena mereka tercabut dari akar sosiologisnya.
Yesaya Fasal 44 ini memberikan kabar sukacita yang amat signifikan bagi umat Israel yang sedang berada di pembuangan. Yesaya memproklamasikan kabar Injil bagi Israel yang telah kehilangan pengharapan. Firman Allah melalui Yesaya secara tegas menyatakan "Aku telah menghapus dosa pemberontakanmu..." Pembuangan ke Babilonia tak lepas dari dosa pemberontakan Israel kepada Allah. Israel berpaling dari Allah, Israel bermain mata dengan berhala dan ilah yang lain. Kini dosa pemberontakan itu telah dihapuskan. Allah melalui Yesaya juga menegaskan bahwa "Aku telah menebus  engkau, kembalilah kepadaKu!"Â
Allah tidak apatis. Allah tidak berdiam diri. Allah bertindak dalam sejarah. Ia membebaskan umatNya yang selama 70 tahun 'mendekam' dalam keterbelengguan Babilonia. Dua kata kunci yang disebut oleh Yeremia menghapus dosa dan menebus amat fundamental maknanya bagi masa depan sejarah umat Israel.
Disaat-saat kita memasuki Advent I kita memahami kembali bahwa Allah yang kita panggil Bapa dalam Yesus Kristus adalah Allah yang bergerak, dinamik, Allah yang mendatangi, Allah yang turun kebumi, Allah yang rela meninggalkan ketinggianNya. Ia keluar dari frame transendental-Nya menjadi imanen dan hidup solider dengan manusia. Penghapusan dosa dan penebusan itu bukan fiktif dan artificial. Kedua aspek itu menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. Adven adalah kedatangan yang memusnahkan segala macam  bentuk ketakutan: ketakutan terhadap Covid 19,  intoleransi yang menguat, tetoris beringas, persatuan  dalam NKRI yang rapuh karena acap diganggu, terbelenggunya kebebasan beragama, intervensi negara terhadap agama atasnama Covid 19, dan beragam ketakutan lainnya dalam frame politik dan agama.
Advent menolong kita untuk menyongsong Hari raya Natal dengan penyiapan hati dan pikiran yang lebih terpusat, terfokus dan terarah kepada Yesus Kristus arsitek kehidupan kita menuju masa depan. Kita takboleh dijajah rasa takut,cemas, anxietas dan gelisah. Kita telah memenangkan semua itu karena Kristus. Masuki Adven I dengan sukacita, dengn energi dan pengharapan baru. Kita adalah umat yang telah ditebus! Kita mesti berani menghadapi Covid 19 dalam  beragam denominasi, Omicron atau  B.1.1.529 atau apapun namanya. Kita harus kuat, tegar, teguh iman dalam berhadapan dengan kuasa-kuasa apapun yang bertebaran di dunia fana ini. Kuasa Yesus Kristus yang kedatanganNya kita songsong dalam empat kali Adven ini,adalah Kuasa yang tiada tertandingi, tiada terbandingkan.