MENGHORMATI KELUHURAN AGAMA
manusia fana yang asalnya seonggok debu
dan kemudian
di embuskan napas oleh yang ilahi
adalah sosok yang
bersifat temporer
menghidupi dunia ini
mereka yang tinggal di gedung putih, townhouse, cluster, rusun, rusunawa, perumnas, btn
dan di rumah model serta type
apapun
semuanya itu adalah kemah yang akan di bongkar
dan penghuninya
pulang ke alam baka
dan umat penganut agama
yakin di alam sana
kemah baru akan dibangun oleh yang ilahi
untuk dihuni
kekal selamanya
dalam kembara dan perjalanan ziarahnya di tengah dunia
ajaran dan nilai agama yang luhur
menuntun manusia
sehingga manusia tidak tersesat, gagal paham atau jatuh dalam pelukan kekuatan
lain
sehingga mereka hilang ingatan
takbisa kembali pulang
agama-agama di negeri ini
baik yang sudah dilayani pemerintah
maupun yang belum
para penghayat kepercayaan
kesemuanya telah memberi kontribusi spiritualitas yang
signifikan bagi masyarakat luas
sehingga dengan
spiritualitas.cerdas umat bisa tetap eksis
ditengah dunia yang bergolak tanpa henti
kita adalah makhluk mulia
ciptaan yang ilahi
kita lah makhluk
berkeadaban
yang membangun
peradaban dari abad ke abad
kita wajib menjaga
dan memghormati
nilai-nilai luhur ajaran agama
yang sakral-transendental
jangan menista
atau menodainya
kita juga mesti menjaga dan menghormati
rumah-rumah ibadah
tempat umat berjumpa dan berdialog dengan
Yang Transenden
jangan merusaknya
apapun alasannya
kerukunan otentik dan sejati yang menjadi roh agama-agama
penguatan talisilaturahim
antar umat manusia
harus terus kita wujudkan di negeri ini
bahkan di seluruh
jagat raya
di  dunia mondial
global!
Jakarta, 6 September 2021/pk.13.27
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H