sejak kita kecil sikap jujur itu selalu ditanamkan
oleh orang tua kita
mereka memberi pembelajaran sikap jujur
tidak hanya dengan kata-kata
tetapi juga dengan
perbuatan
dengan keteladanan
sikap dan perilaku jujur itu juga ditekankan di komunitas agama
dan komunitas pendidikan
di sekolah minggu
yaitu ibadah anak-anak yang diselenggarakan
gereja pada hari minggu
anak-anak di didik untuk tidak berbohong
dan untuk berlaku jujur melalui cerita Alkitab dan kesaksian para guru sekolah minggu
di sekolah rakyat tahun 60 an
setiap hari senin
pak guru bertanya
siapa yang sudah memotong kuku
semua murid mengangkat tangannya
pak guru berjalan
ke baris belakang
ternyata si badu
berbohong
kuku tangannya panjang dan hitam
lalu pak guru menghukum si badu
ia diminta keluar kelas dan membersihkan kukunya
orang jujur itu selalu mujur
kata pak guru
keluarga, komunitas agama, dunia pendidikan
adalah tiga pilar utama
yang wajib berkolaborasi memberikan edukasi sikap jujur
kepada generasi muda
teori dan narasi kejujuran amat penting ditambah
dengan keteladanan
dari orangtua, para guru dan tokoh agama
pembiasaan perilaku jujur
bisa menghambat
hasrat dan naluri berkorupsi pada saat seseorang sudah dewasa
dan mengemban jabatan
perilaku jujur, tidak berbohong dan sikap ugahari
akan menjadi iklim
yang kondusif terbentuknya insan indonesia yang bersih, transparan, terpercaya,
mandiri dan tangguh !
Jakarta, 1September 2021/ pk 5.43
Weinata Sairin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H