koruptor itu
melarikan diri
dari kenyataan
sesudah melahap
milyaran rupiah
dari kantornya
ia pun terbang
ke negeri seberang
lalu mengatur
skenario lanjutan
dengan piawai
sambil menikmati
kehidupan diaspora tanpa beban
setiap saat
ia video call dengan istrinya, anaknya
mendeteksi dan memantau berbagai perkembangan
hidup berlimpah uang di negeri orang
dengan berbuat curang
jauh dari hidup tenang
tatkala ia dililit sepi
nuraninya mengungkap tanya:
untuk apa semua ini mesti di tempuh
jika hidup dicekam cemas waswas
kadang ada juga rasa sesal
membelah hati kecil
ambivalensi menguasai diri
ia lalu tenggelam
dalam mimpi mimpi yang ranum
di suatu malam
ketika gelap menyergap
ia ingat lagi masakecil yang indah bersama kawan-kawan sebaya
teringat jelas pendidikan agama
yang telaten disampaikan ayah ibu
pendalaman agama yang di berikan sosok rohaniwan sepuh
malam itu ia diguncang memori masa lalu
dalam suasana
sunyi,khusuk, penuh devosi
ia melafaz doa :
"ya Tuhan, ini tubuhku berlumur dosa, ini diriku dililit aib dan noda,
ini mulutku penuh narasi cemar dan kemunafikan,
Tuhan ku ingin mengubah hidupku, ku mau bertobat, ku ingin kembali ke jalanMu yang lurus
Tuhan, ku mengetuk dipintuMu
basuh tubuhku dengan rahmatMu!"
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H