HIDUP VIRTUAL ITU MUAL DAN MAHAL
kuberjalan tertatih-tatih menggapai pintu rumahku
rasa mual mengganjal
entah mengapa
mungkin vertigo
mengguncang tubuh renta uzur
dan aku terkapar
dalam nanar
pagi tadi
ku antar temanku
berziarah kubur
di depan tpu
banyak orang bergerombol
mereka takbisa memasuki area
pemakaman
agar tpu tidak berubah menjadi cluster baru corona
seorang petugas tpu dengan santai
bicara pada pengunjung tpu:
'ziarah kubur takbisa dilakukan
karena pandemi
semua aktivitas
dilakukan secara virtual'
 seorang nenek berambut pirang
lalu merespons penuh gairah :
apakah video call bisa menembus alam barzah?
petugas tpu
tersenyum dingin
lalu pergi
dalam sunyi
lebaran tahun ini
tetap semarak penuh sukacita
walau semua serba virtual dannmahal
mudik,open house,ziarah kubur, sholat ied di mesjid
mengalami kendali
agar cengkeram corona
tidak membunuhi
lebih banyak orang
lebaran sebagai puncak kemenangan
dari perlawanan terhadap beragam nafsu kedagingan
tetap mengalirkan sukacita surgawi
hati yang putih
sosok yang bersih
lahir di hari yang fitri
dan dunia kembali memutih
mengalirkan nilai
silaturahim,persaudaraan sejati
dan cinta kasih abadi!
Jakarta, 12 Mei 2021/13.25
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H