Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi Alkitab | Firman Allah Tak Bisa Dipenjara

9 Mei 2021   05:38 Diperbarui: 9 Mei 2021   06:51 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (Kisah Para Rasul 16:25--26)

Perkenalan kekristenan dengan umat manusia dari beragam latar belakang tidak selalu berlangsung dengan lancar. Sebagai "agama baru", kekristenan tidak saja dilihat sebagai kompetitor, tetapi ajaran, dogma, dan teologinya juga dipertanyakan banyak orang dengan sikap skeptis yang amat tinggi, serta sikap mencibir.

Kita bersyukur bahwa Kitab Kisah Para Rasul, sebagai salah satu kitab dalam Alkitab, memberikan gambaran yang nyaris lengkap tentang pertumbuhan kekristenan, bahkan dengan pergumulannya dalam berhadapan dengan dunia yang menolak kekristenan.

Ada banyak aspek yang bisa dicatat dalam hubungan dengan perjumpaan kekristenan dengan dunia, sebagaimana yang direkam Kitab Kisah Para Rasul. Dalam Kisah Para Rasul 4:1--22 diungkapkan bagaimana reaksi sebagian orang terhadap pemberitaan kabar kesukaan yang dilakukan dengan berani oleh Petrus dan Yohanes. Imam-imam Bait Allah, Kepala Pengawal, dan orang Saduki marah kepada kedua orang itu karena tema khotbah mereka: "Dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati".

Mereka ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Namun, umat yang percaya dengan khotbah mereka juga bertambah menjadi 5.000 orang lakilaki. Kedua orang itu akhirnya dihadapkan pada persidangan dan diajukan pertanyaan interogatif: "Dengan kuasa mana atau dalam nama siapa kalian melakukan kegiatan itu?" Mereka tidak gentar, mereka justru makin termotivasi untuk memberitakan tentang Kristus.

Hal yang amat menarik yang ditunjukkan oleh Petrus dan Yohanes adalah imannya yang teguh kepada Allah. Ia dan kawan-kawannya, ketika dilarang keras untuk memberitakan kabar kesukaan, malah dengan tegas menyatakan, "kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia"
(Kisah Para Rasul 5:29). Mereka tidak ingin pemberitaan kabar kesukaan yang berdimensi sakral-vertikal dilarang dan dihentikan oleh power politik
(dan agama) yang dimiliki segelintir orang di zaman itu, tanpa alasan rasional.

Injil Kristus yang membebaskan dan menyelamatkan itu tidak saja ditentang oleh kaum agama dan tokoh politik di zaman itu, tetapi juga mereka yang bergerak di bidang ekonomi. Demetrius, tukang perak yang membuat kuil-kuilan Dewi Artemis, dengan penghasilannya yang besar, juga menolak Injil, karena jika manusia percaya kepada berita Injil, Dewi Artemis tidak punya arti lagi dan produk kuil perak dari Demetrius akan mengalami kebangkrutan (lihat Kisah Para Rasul 19:21--40).

Kekristenan yang berbasis Injil tidak pernah bisa tunduk oleh kuasa apa pun. Para Pekabar Injil bisa saja dipenjara karena memberitakan Injil, tetapi Firman Allah tidak pernah bisa dipenjara. Firman Allah akan terus menjadi kuasa dinamik di tengah sejarah umat manusia, untuk membawa manusia menuju ke keselamatan sejati.

Perjumpaan Injil dengan umat manusia memang menimbulkan resistensi dari kelompok agama, penguasa, serta mereka yang bergerak di bidang
ekonomi. Namun, ada banyak kelompok orang yang bertobat dan percaya kepada Injil.

Bagian Alkitab yang dikutip di bagian awal tulisan ini menyajikan narasi yang mengingatkan kita semua bahwa doa dan pujian kepada Allah memiliki
power yang kuat dalam kehidupan orang percaya. Pengalaman Paulus membuktikan hal itu, doa dan puji-pujian didengar Allah sehingga ia bertindak
dan membebaskan Paulus dari kondisinya yang terbelenggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun