Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berdoa di Depan Publik dalam Semangat Pancasila

6 April 2021   21:16 Diperbarui: 7 April 2021   09:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sederet.com/tutorial/contoh-beberapa-kalimat-doa-dalam-bahasa-inggris/

BERDOA DI DEPAN PUBLIK DALAM SEMANGAT PANCASILA.

1. Kita semua sebagai warga bangsa telah sepakat bahwa Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai aspek, termasuk tatkala kita melaksanakan doa dalam sebuah acara yang pesertanya, atau undangan yang hadir itu multi agama.

Ada sebuah contoh praktis  bagaimana melaksanakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Doa di level manapun di depan publik sebaiknya dimulai dgn kata2 "saya berdoa sesuai dengan agama saya( misalnya Islam,Kristen atau Hindu),saudara2 yang hadir mohon berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing".

Dengan cara itu maka kita,pemimpin Doa, menghargai setiap agama  dan kepercayaan yang dianut warga bangsa, yang hadir dalam pertemuan itu. Semangat Pancasila adalah semangat yang mengapresiasi agama-agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,bukan spirit atau semangat yang menafikan/meniadakan dan atau tidak menghormati agama lain. 

Oleh karena itu tatkala kita berdoa di depan publik di level manapun( instansi pemerintah,swasta, DPR,MPR,DPD, di Pusat atau Daerah)ingatlah selalu bahwa publik yang kita hadapi tidak semua seagama dengan kita.

2. Doa yang dipimpin oleh Prof Nasaruddin Umar-Imam Besar Masjid Istiqlal, misalnya, pada acara Debat Capres yang lalu,sangat bagus sekali karena berada dalam spirit Pancasila. Beliau menyatakan akan memimpin doa secara agama Islam, dan saudara-saudara yang lain dipersilakan berdoa menurut agamanya masing-masingDoa para pejabat pemerintah pada hari-hari raya nasional sangat baik jika berpola seperti yang diteladankan dengan baik oleh Prof Nasaruddin Umar. Dengan cara itu kita telah mengimplementasikan Pancasila dengan konsisten.

3. Sebagai warga bangsa kita semua terpanggil untuk  melaksanakan Pancasila secara kontinyu dan konsisten dalam kehidupan praktis, dan tidak berhenti pada seremoni dan selebrasi ! Kita juga harus bangga bahwa kita memiliki Pancasila sebagai dasar negara.  Jika kita sendiri sebagai bangsa Indonesia tidak bangga kepada Pancasila, dan tidak konsisten melaksanakan Pancasila, bagaimana kita bisa mrmberi teladan kepada generasi milenial

4. Pada saat saya menghadiri peringatan 100 tahun parlemen agama di Yogya lk. 15 an tahun yang lalu ada "model" doa yang cukup menarik diperkenalkan. Pembawa Acara(MC) saat itu mengundang salahseorang peserta ke depan untuk memimpin doa. Sesudah peserta itu berada di mimbar ia berkata : "Silakan Saudara -saudara berdoa di dalam hati sesuai dengan agama masing-masing dan saya memimpin dari mimbar ini"

5. Pernah saya mewakili PGI pada acara ulang tahun Gus Dur di Ciganjur. Pada acara Doa maka semua wakil lembaga agama yang hadir diundang tampil ke atas panggung yang ada didepan lalu wakil setiap agama secara berganti-ganti berdoa sesuai dengan agamanya masing-ma
sing.

6. Varian-varian Doa didepan publik sebagaimana yang diuraikan diatas sangat menarik untuk dicermati dalam upaya kita bersama mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan praktis.Narasi doa didepan publik pada acara kegiatan apapun sangat penting dalam konteks Pancasila, oleh karena peserta dan tamu pada kegiatan itu biasanya multi agama.

Jakarta, 6 April 2021
Weinata Sairin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun