di bawah salib itu
ku tertunduk malu
harihari kurengkuh
dalam noda dan dosa melumuri tubuh
aib dan cela dilumat nikmat
harihari berlimpah laknat
mengalir deraskuat
di bawah salib itu
kubayangkan yesus terpaku kelu
ia merintih lirih
ia vere deus vere homo
benar-benar ilahi
benar-benar manusia
dalam kemanusiaannya yang kalap
ia meratap :
ya Allahku, ya Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku?
di bawah salib itu
ada suara berseru
dari kedalaman nuraniku :
ya yesus ampuni
segala dosa yang menimbuni kedirianku
dosa korupsi, suap, pelanggaran ham, kdrt, kekerasan seksual,
diskriminasi sara
dan beragam dosa yang masih kuangankan
basuh tubuhku dengan air pengampunanmu
taruh hukum-hukummu di dalam hatiku!
di bawah salib itu
kumerasa kelu dan malu
di bawah salib itu
ku mau menenun
hidup baru
hidup eskatologis
hidup yang menyongsong keakanan dan keabadian.
Jakarta,31 Maret 2021/3.40
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H