TERUJI DARI BALIK JERUJI
menghidupi hidup di balik jeruji besi
terasa hidup redup
kering, tiada visi
hidup tanpa prospek dan nir perspektif
harapan-harapan
punah,pudar ditelan cemas mengganas
merengkuh hidup dari balik jeruji
hidup terasa penat lelah tanpa gairah
imajinasi habis taktersisa
mimpi-mimpi punah ditelan malam pekat menyengat
tiba-tiba cucu ku yang lucu
ahmadi hadir di ruang imajinasi :
kakek,kakek ayo
kita main bola lagi
ditaman
bunga-bunga kian mengharum menghiasi taman
katanya
ku masih duduk di ruang pengap
memandang nanar ke pohon-pohon hijau
yang ada pada pot besar di depan kamar
telah seminggu kuminta agar tubuhrentaku di pindah ke ruang lain yang sejuk dan lebih manusiawi
agar mimpi dan imajinasi kembali
tumbuh menghiasi
lorong-lorong kehidupanku
dari balik jeruji besi
ada airmata mengalir membasahi pipi
yang berangkat keriput
korupsi membuat
hidup kering kerontang
hidup yang terbelah
diantara kesalehan
dan nafsu mendosa!
Jakarta, 17 Maret 2021/3.00
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H