Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Medsos, Kematian Itu Indah

23 Februari 2021   14:47 Diperbarui: 23 Februari 2021   15:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Medsos Kematian Itu Indah

di medsos itu kematian menjadi
teramat indah
bahkan lebih indah dari warna aslinya
entah dia mati karena usia tua,
tabrakan tunggal di tol cipali,
malpraktek di sebuah rumahsakit tak berizin,
kena sabetan golok oleh perampok,
bahkan yang
terpapar covid 19

di medsos itu
kematian seakan dirayakan dan dimuliakan
siapapun dan apapun jabatannya
mantan petinggi negeri,mantan aktivis,mantan tim sukses, mantan anggota parlemen atau senator,
tokoh masyarakat, pendeta, kyai, ustadz,
ya siapapun
kematian seolah semu dan maya

beragam ucapan
lahir di medsos
merespons kematian :
pak herdy telah dimuliakan Allah,
sampai bertemu di yerusalem baru,
rest in peace,
requiescat in pace,
semoga husnul khatimah- akhir yang baik,
kembali kerumah bapa
bunga papan kadang penuh sesak
di rumah duka, di grand heaven, di rumduk rumah sakit,di krematorium,di san diego hill, di tpu menteng pulo, di tmp kalibata
dimana-mana

tiap hari medsos
penuh dengan kematian
dan semua umat
terlihat tampil pasrahberserah
kepada kuasa transenden
pemilik kehidupan

ungkapan teologis
 yang standar atau agak deviasi
acap kita baca di medsos
tatkakala kematian datang merenggut
upacara agama
memberlakukan protokol baku dan standar
bagi setiap jenazah

takmelihat dia tokoh, orang biasa, donatur kegiatan keagamaan, koruptor kelas kakap
agama melayaninya dengan baik

di medsos itu kematian begitu indah
di dunia nyata kematian juga
indah dan tidak lagi menakutkan
umat beriman makin sadar akan hakikat tubuhnya yang fana bagai rumput yang layu
kering dan gugur
nir makna

mati adalah sejenis ruang transit untuk menuju dunia baru yang kekal, abadi
penuh sukacita
kita semua di seluruh jagat raya
beragama atau tidak beragama
tengah melangkah kesana, ke keabadian
mari wariskan kebajikan,amal soleh, nilai luhur,
kasih sayang, keteladanan
demi hadirnya
dunia yang lebih baik
dengan umat berhabitus baru

kematian itu indah
pada waktunya
peluk,dekap dan nikmatilah.

Jakarta, 23 Februari 2021/3 35
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun