Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemulung Terhuyung-huyung

31 Desember 2020   11:37 Diperbarui: 31 Desember 2020   11:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pemulung terhuyunghuyung

di senja temaram
pemulung itu terhuyunghuyung
tak kuat lagi ia berjalan
sementara gerimis menitikkan air amis
menikam bumi
ada bau debu menyengatkuat

sudah dua hari
sang pemulung
takbisa melahap
sesuap nasi
sampahsampah yang ia kumpulkan dengan nafas megapmegap
takmampu menelurkan rupiah sepeserpun
juragan lapak
sudah mudik
sebelum peraturan
antigen diteken pejabat

sang pemulung
mampir di sebuah ruko tua
ia dengar ada
lantunan suara
merdu, menawan hati
ia hampiri ruko itu
seorang dengan topi sinterklas merah
membagibagikan bungkusan kepada mereka yang hadir di ruko
pemulung kedinginan di depan ruko
nafasnya tersendat
vertigo menguat
tibatiba seorang ibutua memberinya segelas air di plastik putih
rambutnya memutih
hatinya putih
bungkusan merah
diberikan juga kepada pemulung
lalu ia berangkat pulang
digubukreyotnya
dibuka bungkusan itu  ada nasi kotak dan kuekue
ia sempat membaca tulisan
di kotak itu : "selamat hari natal"
ada haru menggeliat di nurani pemulung
perutnya kenyang
ia tidak lagi terhuyunghuyung!
lalu malam pun
datang menyergap.

Weisa,261220/5.00

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun