di kancah pandemi
natal tidak lagi
penuh sesak oleh umat
di kancah pandemi
pemerintah turuntangan mengaturatur natal
harus begini
harus begitu
takboleh ini
takboleh itu
natal seakan sarat
dengan syariat taurat
natal bahkan cenderung menjadi pertemuan sekuler
jang dijagai aparat
yang terhormat
lagu-lagu natal ditayangkan secara virtual
umat yang bermasker taklagi mampu menyanyi merdu
sesuai dengan partitur lagu
mereka gelisah diruang ibadah
anggota keluarga yang kecil dan lansia
mesti tinggal dirumah
sesuai dengan protokol kesehatan
pendeta yang berkotbah memakai masker
di masker itu tertera lambang gereja
kotbahnya takbisa dinikmati umat
suaranya takjelas
tertelan masker dan face shield
pada perayaan natal takada lagi
kue,nasi kotak kaefce atau apapun
takada lagi vokal grup  dan drama
pemain drama dan pemusik konon masih banyak di karantina
natal di kancah pandemi
agak kering dan taksyahdu
semua berubah
semua berbeda
atasnama covid 19
viaticum bisa saja nihil
pada natal di era pandemi
yesus datang langsung membuka dan membarui hati umat
ia berujar: "aku lahir ke dunia yang
luka dan cemar,agar umat manusia bertobat dan memperoleh anugerah keselamatan abadi"
 natal di kancah pandemi
umat makin beriman teguh
dan akan tahan bergelut dengan realitas apapun
karena yesus lahir dan hadir dalam diri mereka
dalam kehidupan mereka
pada natal di masa pandemi
iman umat terus bersemi
bertumbuh, teguh kukuh mengatasi
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan
hingga yesus datang
hingga yesus datang.
weisa, jakarta,20 desember 2020/4.31
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H