Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... -

Menulis di kala senggang di tengah padatnya pekerjaan. Ngeblog di weha.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perbaikan Jalur Pantura Sepanjang Masa

20 Oktober 2011   01:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:44 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jalan pantura Jawa mungkin jalur terpadat di Indonesia. Segala jenis kendaraan mulai truk bermuatan,bus, kendaraan pribadi berlalu lalang setiap harinya, full 24 Jam. Menurut sejarahnya Jalur pantura adalah jalan yang dibuat pada masa Pemerintahan kolonial Belanda saat pemerintahan Daendals. Ia memerintahkan pembuatan Jalan raya Pos atau yang terkenal dalam pelajaran sejarah Jalan anyer-penarukan. Tujuannya selain mempermudah transportasi hasil bumi Indonesia juga untuk mempertahankan Jawa dari serangan dari Inggris.
Saat ini Jalur pantura merupakan jalur pokok perekonomian nasional sehingga jika terjadi masalah misalnya perbaikan jalan atau jembatan maka bisa dipastikan akan terjadi kemacetan panjang di Jalur ini. Walau menjadi jalur transportasi utama tidak membuat kualitas jalan sangat baik, buktinya adalah seringnya perbaikan jalan padahal ruas jalan itu belum lama di perbaiki. Misalnya jembatan di daerah Eretan,Indramayu, jembatan itu belum lama di perbaiki, sekarang di perbaiki lagi. Akibatnya kemacetan pasti terjadi terutama pada jam-jam sibuk, belum lagi penggantian aspal yang selalu berpindah-pindah tempat. Kemungkinan karena tidak ada jalur alternatif lain sebagai transportasi dari atau ke Ibukota dan kendaraan setiap tahunnya bertambah, padahal jalan tidak bertambah akibatnya beban Pantura menjadi lebih berat.

Solusi yang bisa dilakukan adalah memperbanyak jalan layang dan perbaikan jalur lintas selatan yang kondisinya tidak lebih dari Pantura. Warga negara sudah membayar pajak, negaralah yang harus bertanggung jawab terhadap masalah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun