Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... -

Menulis di kala senggang di tengah padatnya pekerjaan. Ngeblog di weha.web.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rumah Baru di Tahun Baru 2014

23 Desember 2013   22:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_300833" align="aligncenter" width="300" caption="Desain rumah impian"][/caption] Mempunyai rumah sendiri merupakan impian dari setiap keluarga baru, begitupun saya. Semenjak menikah di tahun 2011 dan sampai mempunyai jagoan kecil di tahun 2012, rumah merupakan impian saya dan istri. Mimpi kami tidak muluk-muluk bukan rumah besar yang berisi segala perabotan mewah, mimpi kami hanya mempunyai rumah minimalis type 36 karena type inilah yang realistis bisa kami miliki . [caption id="attachment_300821" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah Kontrakan"]

1387812698176782459
1387812698176782459
[/caption] Di tahun 2011 setelah menikah, istri akhirnya ikut dengan saya dan tinggal kota tempat saya bekerja. Kami tinggal di perumahan di pinggiran kota dengan status mengontrak. Niat mempunyai rumah baru muncul saat itu karena mengontrak dengan mencicil rumah hampir sama biayanya. Suatu ketika di awal 2012 kantor kami kedatangan developer (Perusahaan pengembang perumahan) rumah type 30 dan type 36, dengan antusias saya mengikuti dan merasa tertarik dengan presentasi dari developer. Saya dengan sekitar 30 orang akhirnya tertarik mendaftar dengan menyerahkan uang 1 juta sebagai uang muka dengan harapan tahun 2013 sudah mempunyai rumah baru. [caption id="attachment_300818" align="aligncenter" width="300" caption="Petakan rumah yang tidak kunjung di bangun"]
13878107442147012443
13878107442147012443
[/caption] Setelah beberapa lama berjalan, saya sudah melihat lokasi dan beberapa rumah juga sudah mulai dibangun dan beberapa teman sudah akad kredit dengan bank tetapi rumah saya dan beberapa teman yang lain masih berupa petakan. Karena tidak kunjung dibangun saya mendatangi kantor developer dan bertanya pada salah satu stafnya "mengapa rumah saya belum di bangun" jawaban salah satu staf yang saya tanyai "rumah belum di bangun karena menunggu urugan karena musim hujan tanah masih labil", ooh jawaban masuk akal dan sayapun pulang, "mungkin bulan depan mulai di bangun" pikir saya. Untuk mempercepat pembangunan saya putuskan untuk menambah DP lagi, suatu keputusan yang salah pada akhirnya. Setelah di tunggu-tunggu hampir 2 bulan rumah belum ada progress yang jelas masih tetap petakan. Ya Allah kok seperti ini, dengan wajah kesal saya mendatangi kantor developer lagi "mas kok rumahnya belum di bangun-bangun rumah saya" dengan nada tinggi. "iya mas ini kami sedang menunggu pencairan dana dari pimpinan, gaji kami 3 bulan juga belum di bayar"...degg, mendengar jawaban itu Saya tidak jadi marah yang ada adalah kekhawatiran "Wah gawat jangan-jangan ada yang tidak beres dengan perusahaan pengembang ini" dan benar saja dari cerita teman yang kesana setelah saya mengatakan Developer perumahan bangkrut sehingga tidak bisa melanjutkan pembangunan." terus bagaimana dengan uang sudah terlanjur masuk" tanya saya. Kata staf developer akan segera dicari jalan-keluarnya. Setelah itu saya dengan beberapa teman "korban perumahan" mengajak bertemu pihak developer dan hasilnya belum ada titik terang karena yang datang adalah staf developer bukan pimpinannya, dan mereka juga termasuk korban karena gaji mereka tidak dibayar. "Kami berusaha bertemu dengan pimpinan dan tidak berhasil" kata salah satu satu staf developer. Setelah pertemuan itu kami para "korban perumahan" kehilangan kontak dengan staf developer, no HP sudah tidak aktif. Akhirnya kami ke pihak bank penyalur kredit perumahan untuk menanyakan tentang developer perumahan kami, jawaban pihak bank sedikit melegakan, kata beliau bahwa perumahan kami akan di ambil alih oleh perusahaan pengembang perumahan lain. Setelah sebulan  kemudian kami mendapat telepon untuk datang ke kantor developer perumahan yang baru dan kami  di janjikan bahwa uang yang sudah masuk akan dikembalikan setelah rumah laku dan sampai sekarang belum ada kabar dari developer lagi, yang jelas tahun 2013 gagal mempunyai rumah baru. Setelah kejadian tersebut mimpi mendapatkan rumah baru belum padam, saya dan istri mencari informasi perumahan lainnya yang masih sekitaran kota tempat kerja saya, akhirnya kami menemukan tempat yang strategis yaitu dekat jalan raya, dekat rumah sakit, dekat dengan pusat pendidikan. Ideal pikir saya, setelah tanya-tanya ke marketing developer perumahan dan sekaligus saya ceritakan pengalaman mengambil rumah sebelumnya."Gak mas disini tidak seperti itu",ah mulut marketing memang selalu manis, buktinya setelah awal februari 2013 saya putuskan mengambil rumah di situ prosesnya sangat berbelit-belit dan terkesan tidak update dengan aturan-aturan bank yang sudah berubah dan ini masih saya maklumi karena perumahan yang kami pilih merupakan perumahan  yang sudah cukup lama mungkin sudah lama tidak ada yang mengambil rumah dan saya mengambil petak yang masih kosong. Proses yang berbelit-belit dan syarat pengajuan kredit yang banyak menyebabkan waktu pembangunan rumah menjadi lama, kalau di perusahaan pengembang lain sekitar 6 bulan sudah beres, di perumahan pengembang yang saya pilih baru Agustus 2013 mulai di bangun dan setelah dibangunpun harus menunggu tidak bisa langsung ditempati karena proses sertifikat belum beres. memang dimana-mana konsumen yang selalu dirugikan. [caption id="attachment_300809" align="aligncenter" width="300" caption="Saat Pembuatan pagar dan teras rumah"]
1387809397872691863
1387809397872691863
[/caption] Akhir november 2013 ada sedikit titik cerah pihak developer mengatakan sertifikat rumah sudah beres dan akad kredit akan di laksanakan dan rumah sudah bisa di bangun dapur dan pagar depan. Iya penambahan pembangunan harus dilakukan karena biasanya developer perumahan minimalis hanya membangun rumah inti tanpa dapur dan pagar depan.Setelah mendapat lampu hijau dari developer maka saya bergerak cepat mencari pemborong yang bisa melakukan pembangunan karena rumah kontrakan akan habis sampai awal januari.Kerja borongan saya pilih karena saya tidak punya cukup waktu untuk mengawasi. Tidak sulit mencari pemborong karena disekitar perumahan banyak sekali tukang bangunan. setelah negosiasi harga akhirnya tepat 1 desember mulai di bangun dapur dan gerbang depan. Kerja borongan membuat para tukang bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu karena bagi mereka waktu adalah uang. Mereka bekerja mulai pagi jam 8 sampai maghrib menjelang. progressnya sangat cepat banget, saya sampai geleng-geleng kepala kok bisa mereka bisa menyelesaikan pekerjaan membuat dapur tidak sampai 15 hari. Iseng-iseng saat saya menengok rumah saya tanya pada mandornya "pak, rahasianya apa kok pekerjaannya cepat dan tukang-tukang kerja dari pagi sampai sore masih fresh dan segar kayak gitu", Jawaban mandor "kratingdaeng, kalau minum yang lainnya gak terasa". Mulai saat itulah setiap kali menengok rumah,tidak lupa membawa kratingdaeng. Luar biasa tidak sampai satu bulan pembuatan pagar depan dan dapur pun jadi dan impian rumah baru di tahun baru 2014 bisa terwujud. Terimakasih Ya Allah [caption id="attachment_300819" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah Impian Jadi Kenyataan"]
13878111161244475998
13878111161244475998
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun