Mungkin tak usah kita sebrang, barangkali yang lebih penting adalah menunggu
kapal-kapal yang berangkat atau pulang berlayar
perahu dan cadik yang menyimpul ombak, saling kejar dan
bawa ke dermaga-melepas sauh sampai ke dalam
sambil menikmati nyanyi camar dan riuh nyiur
seperti hendak menguncang sunyi langit,
seperti deruh gelombang, bergulungan, meriak,
sibuk menulis notasi dari percikan, menghentak kakiku. Kukuh!
Â
l.charles/05/2019/benwego
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!