Mohon tunggu...
Wegig Yhusa
Wegig Yhusa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Aku tak tahu pasti apa definisi menulis yang benar. Tetapi yang aku tahu, bahwa seorang penulis terlahir diberikan kebebasan dalam setiap pemikirannya. Bismillah dan Alhamdulillah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waktu Kecil Dulu

12 Oktober 2017   20:15 Diperbarui: 12 Oktober 2017   20:42 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beta tabu ketika gundu jadi gurau

Tertawa di ranah dan pesisir sabana

Gundu telah beradu

Kini buyung di desa-desa tak sececahpun mengusik tradisi

Gunung menyibakkan awan di tengah persawahan
Bani dan awak desa bertani panen sagu
Atau angin yang berbisik Maghrib itu menggiring ayah ibu berbondong ke masjid perbatasan

Waktu kecil dulu
Beta kerap tersapu binar veteran bangsa
Dengan pendidikan yang menjulang
Desir haluku muncul gelora
Atau lingkungan yang kerap berfatamorgana
Dahulu, Beta menghajatkan pemimpin kritis
Agar gema takbir bisa bertemu para awak

Waktu kecil dulu
Bilik kusam tempatku duduk di bangku sekolah melukiskan sejarah optimalisasi belajarku
Menteri dan pakar ilmu merajut kembali daun yang gugur
Beta ingin terbang bagai elang
Penuh nafsu ketika berburu ilmu
Dengan naluri bengis meraup seluruh isi buku

Fajar lalu, ketika sang saka dikibarkan masih sempat berorasi
"Aku menginginkan kesejahteraan yang dikobarkan para sanak!" Sergahnya
Beta merintih sedih
Indera dibungkam oleh tirta

Tidurku dihantui penjuru buana yang kini mereguk
Andai beta tak terabai secepat dulu
Mungkin penjunjung negeri sudah menggurui
Dan tidak lagi berkhayal dalam dunia fantasi
Nyatanya dalil terus membujuk agar awak negeri seperti pengecut
Berparak intensi awal yang dirujuk istimewa
Beta berperang intuisi menyulih diorama rakyat jelata

Surabaya, 12 Oktober 2017

-Wegig Yhusa Tanaya-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun