Mohon tunggu...
Wege Ocarm
Wege Ocarm Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Filsafat

hobi membaca dan menulis artikel, opini, dan refleksi. Suka mengikuti berita-berita aktual seputar hukum, filsafat, pendidikan, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antusias, Frater-frater Novis Karmel di Flores Mendengarkan Sosialisasi Interkulturalitas

3 November 2024   17:34 Diperbarui: 3 November 2024   17:40 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Weruoret_News. Minggu, 3 November 2024, Frater-frater Ordo Karmel, yang sedang menempuh studi Teologi Kontekstual mengadakan sosialisasi mentalitas interkultural di Biara Karmel Novisiat St. Theresia Lisieux Weruoret Nitta. Sosialisasi ini melibatkan delapan belas orang frater Novis tahun  pertama dengan tema "Membangun Mentalitas Baru Bergerak dari multikulturalitas menuju Interkulturalitas". Frater-frater Novis tahun pertama adalah orang-orang muda yang terpanggil dari latar belakang budaya dan daerah yang berbeda untuk menghayati hidup sebagai Karmelit. Mayoritas dari mereka berasal dari daerah-daerah di pulau Flores, seperti Flores Timur, Maumere, Ende, Ngada, dan Manggarai. Beberapa di antaranya berasal dari Papua, Maluku,dan Sumba.

Dalam pemaparannya, Fr. Ronald menegaskan bahwa interkulturalitas merupakan sebuah model dan cara pandang baru yang lahir dari multikulturalisme. Interkulturalitas merupakan cara pandang yang mengedepankan perbedaan-perbedaan budaya sebagai peluang untuk memajukan hidup bersama dengan jalan mempromosikan dialog. Sebagai satu cara pandang baru, interkulturalitas dapat menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada di antara para Frater Novis, lebih lanjut, Fr. Ronald mengingatkan para Frater Novis untuk membangun komunikasi yang bersifat resiprokal dan mutualis. "Kita belajar tentang interkulturalitas dengan maksud supaya terbentuk suatu forma mentis baru, cara pandang baru bahwa semua orang adalah gambar dan citra Allah (imago dei) dan perbedaan itu dikehendaki Allah." tegas Fr. Ronald, Mahasiswa Teologi IFTK Ledalero.

Fr. Gerald, ketua para Frater Novis , dalam sesi dialog mengungkapkan kekecewaannya akan fenomena pelecehan terhadap budaya tertentu sebagai dampak buruk globalisasi. Mario, frater berasal dari Palue juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, fenomena budaya baru seperti munculnya rumah bordil dan gaya berpakaian cu (celana umpan) di beberapa daerah telah meresahkan masyarakat, bagaimana Gereja menyikapi fenomena ini? Dalam dialog dan tanya-jawab, para frater juga menyinggung beberapa tantangan dalam membangun mentalitas interkultural. Misalnya dialek sering menjadi bahan tertawaan. Menanggapi hal itu, Frater Ronald menegaskan pentingnya sikap inklusif dalam berdialog.

Kegiatan sosialisasi ini merupakan penerapan ilmu teologi interkultural sebagai satu diskursus teologi pada Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledaelero. Mata kuliah ini menawarkan satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dibingkai dalam bentuk proyek interkulturalitas. Harapannya kegiatan ini tidak hanya menguatkan basis pengetahuan masyarakat khsusunya para frater tentang interkulturalitas, tetapi menyasar pada praksis interkulural dalam realitas hidup bersama baik dalam komunitas homogen maupun komunita-komunitas heterogen. Dalam sambutannya, Fr.Blas menegaskan bahwa proyek ini akan berpuncak pada pentas budaya yang akan dilaksanakan pada bulan November tahun ini di Komunitas Santrelix Weruoret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun