Mohon tunggu...
Wege Ocarm
Wege Ocarm Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Filsafat

hobi membaca dan menulis artikel, opini, dan refleksi. Suka mengikuti berita-berita aktual seputar hukum, filsafat, pendidikan, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dalam Paradigma Postmodern

14 April 2023   20:15 Diperbarui: 14 April 2023   20:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Paradigma merupakan rumus atau pola dasar yang melandasi cara pikir dan sikap hidup manusia dalam suatu masyarakat. Menurut KBBI, paradigma adalah model dalam teori ilmu pengetahuan dan kerangka berpikir.  Thomas Kuhn menegaskan "the paradigms is the broadest unit of consensus within a science and serves to defferenciate on scientific community from another. It Subsume, defines, and interrelates the exemplars, theories, methods, and instrument that exist within it" (Lubis, 2014:165).   Paradigma lebih merupakan konsensus terluas dalam dunia ilmiah yang berfungsi membedakan satu komunitas ilmiah dengan komunitas lainnya. Oleh karena itu sinonimitas paradigma ialah pendefenisian, eksemplar ilmiah, teori, metode, serta instrumen di dalamnya. Jadi paradigma merupakan kerangka teoretis, cara seseorang memandang realitas (point of view) yang ada di sekitarnya. 

Paradigma Kebudayaan Postmodern 

Postmodernisme lahir sebagai respons dan kritik terhadap ekses modernisme baik pada tataran praktis maupun teoretis. Pandangan postmodernisme dipopulerkan oleh Lyotard pada tahun 80-an. Tesis dasar paradigma postmodern ialah sebagai berikut: pertama, dunia adalah rumah kita bersama. Kedua, manusia adalah makhluk yang mengada secara sadar bersama dengan yang lain. Dunia eksistensial bukan hanya keterangan waktu dan tempat, melainkan juga kompleks nilai dan arti dimana manusia eksis. Ketiga, Bahasa adalah penghubung antara aku dan sesama, aku dan alam semesta dengan pola dasar dialog. Keempat, postmodern menemukan kembali dan menggarisbawahi pluralitas kebudayaan. Kelima, Kesadaran waktu yang spiral dan moral dinamis yang terbatas. Orang dapat terbuka terhadap semua orang tetapi masih dibatasi oleh kondisi budaya setempat. Keenam, di tengah gurun sekularisme orang mencari oasis spiritual, pencarian religiositas baru dapat ditemukan dalam karya seni sastra, musik, kelompok-kelompok karismatik, dan aneka aliran kerohanian baru. 

Manusia postmodern

Manusia postmodern adalah orang-orang yang mengonstruksi hidupnya di atas fundamen paradigma postmodern. Meskipun di sana sini masih ada krisis akibat pembauran paradigma modern dan postmodern. Muncul religiositas baru, yaitu benturan antara berbagai aliran dari yang fundamentalis sampai yang paling progresfi sehingga niscaya sinkretisme. Manusia mencari-cari Tuhan dalam berbagai agama dan aliran, mencampuradaukan ajaran keduanya sampai menemukan paradima religiositas baru. Mereka kemudian menghidupi paradigma ini begitu kuat sehingga eksistensi Allah seolah-olah digugat, bahkan Allah itu dianggap sudah Mati (Got ist tot). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun