Kita apresiasi dulu atas usaha Pengurus PSSI untuk memajukan sepakbola negeri ini, walau memang masih diluar harapan publik sepakbola nasional yang haus akan prestasi. Ukuran pengurus olahraga termasuk PSSI adalah prestasi dari atlet atawa Timnas yang dibentuk oleh federasi olahraga. Untuk sepakbola di 2014 harus diakui , Pengurus PSSI termasuk didalamnya BTN memang gagal menuai prestasi maksimal yakni juara.
Timnas U-19 asuhan Indra Sjafrie gagal total di grup B Piala Asia U-19 dengan menjadi juru kunci, Timnas Senior gagal lolos ke semifinal Piala AFF 2014 dan hanya Timnas U-23 yang memenuhi target yang dibebankan PSSI yakni 16 besar Asian Games walau dimata publik sepakbola nasional masih jauh dari ekpektasi apalagi Thailand U-23 masuk semifinal termasuk dengan menang telak 6-0 atas Timnas U-23 di fase grup.
Yang kurang berkembang bisa jadi adalah Sepakbola Wanita yang seperti ‘mati suri’ walau PSSI sendiri telah memutar Piala Pertiwi namun sepertinya Timnas sepakbola wanita Indonesia masih belum tersentuh dan baru tahun ini PSSI menunjuk Rully Nere sebagai pelatih Timnas sepakbola wanita untuk Piala AFF Wanita 2015 di Vietnam bulan depan.
Namun patut dipertanyakan terkait persiapan yang telah dilakukan oleh PSSI-BTN dan tim pelatih mengenai target kedepan untuk Timnas sepakbola wanita karena kompetitor lainnya mulai menunjukkan progress yang positif. Jangan tanyakan Australia dan Thailand yang akan menjadi lawan Timnas digrup A Piala AFF 2015 selain Laos yang akan bermain dilevel Piala Dunia Wanita 2015 tetapi penting untuk mengetahui kekuatan terkini pesaing kita.
Ajang Kualifikasi Piala Asia Wanita untuk Olimpiade 2016 Rio de Jainero bisa menjadi gambaran awal tentang kekuatan pesaing kita salah satunya Myanmar yang berhasil lolos ke fase kedua setelah menjadi juara grup A dengan dua kali kemenangan atas Sri Langka 16-0 dan India 7-0 lewat aksi dari Win Theingi Tun, Khin Moe Wai dan Yee Yee Oo yang total mencetal 14 gol untuk Timnas Myanmar.
Myanmar lolos bersama Jordania (juara grup B) ke babak kedua kualifikasi untuk bertarung dengan Vietnam, Thailand serta pemenang grup C kualifikasi pertama yang diisi Iran , Laos dan Taiwan.  Pemenang kualifikasi kedua akan bertarung diputaran final bersama Australia , China , Jepang , Korea Utara dan Korea Selatan untuk memperebutkan dua tiket ke Olimpiade 2016 Rio.
Tantangan tentunya bagi Pengurus PSSI yang sedang bersiap memilih pengurus baru periode 2014-2019 untuk lebih ‘concern’ dengan perkembangan sepakbola wanita. Apalagi AFC sudah menetapkan setiap tanggal 8 Maret sebagai Hari Sepakbola Wanita di Asia berbarengan dengan hari wanita internasional. Mengejar Thailand yang superior termasuk lolos ke Piala Dunia Wanita 2015 di Kanada memang belum saatnya.
http://m.kompasiana.com/post/read/710703/2/8-maret-hari-sepakbola-wanita-di-asia.html
Tapi mengejar Myanmar dan Vietnam bisa menjadi opsi pertama dulu sambil memperhatikan kebangkitan sepakbola wanita di Malaysia, Laos serta Filipina yang mulai diisi oleh beberapa pemain naturalisasi untuk meningkatkan sepakbola wanita mereka. Dengan nantinya ada dua wakil wanita di EXCO PSSI tentunya lebih mudah dalam membuat konsep kedepannya dan ajang AFC U-14 Woman Regional serta Piala AFF Wanita menjadi ajang seleksi awal serta melihat progress Timnas Indonesia kedepannya.
Untuk saat ini harus diakui Sepakbola Wanita Indonesia memang tertinggal dari kompetitor lainnya di ASEAN termasuk Myanmar yang sedang mulai membangun sepakbolanya dengan lolos ke putaran kedua Piala Asia U-23 Wanita yang menjadi kualifikasi Olimpiade 2016 Rio de Jainero, Brazil.
#MenagihPrestasiPengurusPSSI