[caption caption="Aksi pemain"][/caption]
(Aksi pemain Timnas U19 di Piala AFF U19/ Sumber dokumen foto : aseanfootball.org)
Dua cerita berbeda tersaji digelaran Piala AFF U-19 Vietcombank 2016 di Vietnam, apalagi kalau bukan cerita tentang pencapaian Timnas U-19 serta ‘saudara muda’ kita, Timor Leste. Sekedar flashback di 2013, Timnas U-19 Indonesia juara usai menaklukkan Timor Leste 2-0 dibabak semifinal. Kemudian di 2014 Piala AFF hanya diikuti oleh wakil ASEAN yang lolos ke putaran final Piala Asia U-19 dan Indonesia waktu diwakili oleh Timnas U-19 B.
Kemudian setahun kemudian Timnas U-19 absen karena sanksi FIFA kepada PSSI/ Indonesia yang membuat gagalnya Timnas bertanding, sedangkan Timor Leste hanya mampu sampai difase grup dalam turnamen yang digelar di Laos tersebut. Kemudian tahun ini di Vietnam, disaat Timnas U-19 Indonesia gagal lolos kebabak semifinal ternyata Timor Leste sukses menemani tuan rumah Vietnam menjadi wakil grup usai menjadi runner up grup.
Kemenangan 3-2 atas Malaysia menjadi pembuka jalan anak asuh Shigeo Yamazaki untuk lolos ke semifinal lewat dua gol F Alves. Walau sempat dibungkam 1-4 oleh tuan rumah Vietnam namun kemenangan 2-0 dilaga terakhir grup B sudah cukup membawa Henrique Cruz dkk menjadi runner up dibawah Vietnam. Dibabak semifinal (22/9) mendatang, Timor Leste akan berhadapan dengan juara grup B, Thailand yang dilaga terakhir ditahan imbang 1-1 Myanmar.
[caption caption="Aksi pemain"]
(Aksi pemain Timor Leste / sumber dokumentasi foto : aseanfootball.org)
"Kami secara alami sangat senang berada di sini. Perkembangan sepak bola di Timor masih dalam masa pertumbuhan, jadi kami mengambil beberapa langkah pertama menuju pengembangan tradisi kuat dalam sepak bola muda ,” ungkap Shigeo Yamazaki, pelatih kepala Timor Leste sebelum turnamen digelar.
Akhir Manis Perjuangan Timnas U-19 di Vietnam
Timnas Indonesia akhirnya sukses mengakhiri petualangan di Piala AFF U-19 2016 di Vietnam grup B dengan kemenangan atas Kamboja. Kemenangan yang memastikan Bagas Adi dkk menempati posisi keempat grup B diatas Kamboja dan Laos. Tentu catatan ini menjadi minor apabila dibandingkan dengan raihan senior mereka, Evan Dimas dkk yang sukses menjadi juara Piala AFF U-19 tahun 2013 dirumah sendiri usai menaklukkan Vietnama lewat drama adu pinalti.
Dilaga yang digelar di YFTC (Youth Footbal Training Center) , Hanoi, anak asuh Eduard Tjong sukses menjebol gawang Kamboja dua kali untuk menutup laga babak pertama 2-1. Timnas U-19 sempat kebobolan terlebih dahulu lewat aksi In Sodavid (7’) namun Muhammad Rafli sukses menyamakan kedudukan (30’), sebelum akhirnya Sadil Ramdani (32’) mencetak gol kegawang Kamboja yang dijaga Som Skondara.
Dibabak kedua laga berlangsung kian seru dimana terjadi jual beli serangan namun hingga akhir laga Timnas U-19 sukses mengalahkan Kamboja 4-3. Sadil Ramdani menjadi bintang lapangan dalam laga tersebut dengan mencetak hattrick usai menambah dua gol dibabak kedua. Hasil ini sekaligus memantapkan posisi Indonesia diposisi keempat grup B Piala AFF U-19 2016.
Timnas U-19 Punya Potensi Kejutan
Tak ada gading yang retak, ada kekurangan tentu ada nilai plus dari skuad Eduard Tjong di Piala AFF U-19 kali ini. Kita paling gampang membandingkan soal masa persiapan tim dimana dua bulan berbanding tiga tahun, atau sanksi FIFA yang membuat program Timnas U-16 dan U-19 jadi berantakan serta berbagai analisa yang muncul lainnya. Tapi satu hal dibalik awan gelap tentu akan muncul hujan yang menyegarkan, begitu juga dengan kegagalan Bagas Adi dkk tahun ini.
Anak-anak ‘Garuda Jaya’ masih bisadipoles, ditingkatkan kemampuan teknik dan skill serta mental bertandingnya. Target jangka panjangnya adala Pra Piala Asia U-22 2019 yang menjadi pintu untuk meraih tiket ke Olimpiade 2020 Jepang dari Asia. Ada waktu tiga tahun sebagaimana yang dilakukan Indra Sjafrie dalam mempersiapkan Evan Dimas dkk hingga mampu memperlihatkan kualitas permainan mereka termasuk mengalahkan Korea Selatan 3-2 dibabak kualifikasi Piala Asia U-19 2014 di Jakarta.
[caption caption="Indonesia"]
(Aksi Evan Dimas dkk di pra olimliade 2016/ sumber dokumentasi foto : kompas.com)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan Timnas U-19 berpotensi mengejutkan ditahun mendatang, yakni :
1. Ketum PSSI baru, bagaimanapun Ketum baru bisa menentukan kearah mana Timnas Indonesia semua level akan dibawa mulai dari tim pelatih, ujicoba dan sebagainya.
2, Pelatih Timnas U-19, bukan meremehkan sosok Eduard Tjong dipos pelatih Timnas namun harus diakui sosok seperti Indra Sjafrie memang tepat sebagai pelatih yang bisa menangani skuat ‘Garuda Jaya’.
3. Bank Data Pemain, sebenarnya data ini sudah dipunyai PSSI dan tinggal bagaimana update, proses promosi dan degradasi terus berjalan untuk mendapatkan pemain terbaik untuk Timnas U-19.
4. Kompetisi usia muda, betul sudah ada ISL U-21 atau TSC A/ TSC B U-21. Namun tinggal bagaimana aturan kompetisi dibuat sehingga pemain level U-16, U-17 dan U-19 bisa tetap mendapat porsi bermain di level U-21.
5. Turnamen pendukung macam Piala Suratin hingga turnamen lainnya menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pemain terbaik dari pelosok negeri.
6. Biaya yang harus diakui tidaklah murah karena ini bukan proyek setahun jadi dan langsung juara, namun butuh proses panjang yang pastinya membutuhkan dana operasional tidak sedikit.
7. Kesinambungan program disemua level Timnas Indonesia.
8. Dan lain sebagainya.
[caption caption="Jepang"]
(Olimpiade 2020 Jepang / sumber dokumentasi foto : tokyo2020.jp)
Pra Olimpiade 2020 Menjadi Misi Utama
Boleh gagal di Piala AFF U-19 2016 namun Timnas U-19 bisa mulai diproyeksikan untuk target jangka panjang yakni Sea Games 2019 dan Pra Piala Asia U-22 2019 yang menjadi awal untuk meraih mimpi kembali tampil di Olimpiade sejak 1956 silam. Beberapa langkah bisa mulai diterapkan agar Timnas U-19 matang pada waktunya dan KLB PSSI pada Oktober mendatang bisa menjadi titik awal seberapa besar kepengurusan PSSI mendatang fokus akan prestasi semua level Timnas.
Catatan sejarah wakil ASIA yang pernah tampil disepakbola Olimpiade sejak Olimpiade 1936 Berlin, Jerman :
- Olimpiade 1936 Berlin : Jepang dan Cina
- Olimpiade 1948 London : Afghanistan, Cina, India dan Korea Selatan
- Olimpiade 1952 Helsinki : India
- Olimpiade 1956 Melbourne : India, INDONESIA, Jepang dan Thailand
- Olimpiade 1960 Roma : Cina Taipeh dan India
- Olimpiade 1964 Tokyo : Jepang, Iran dan Korea Selatan
- Olimpiade 1968 Meksiko : Jepang, Thailand dan Israel
- Olimpiade 1972 Munich : Malaysia, Myanmar dan Iran
- Olimpiade 1976 Montreal : Korea Utara dan Iran
- Olimpiade 1980 Moscow : Irak, Kuwait dan Suriah
- Olimpiade 1984 Los Angeles : Irak, Qatar dan Arab Saudi
- Olimpiade 1988 Seoul : Cina, Irak dan Korea Selatan
- Olimpiade 1992 Barcelona : Kuwait, Qatar dan Korea Selatan
- Olimpiade 1996 Atalanta : Jepang, Arab Saudi dan Korea Selatan
- Olimpiade 2000 Sydney : Korea Selatan, Kuwait dan Jepang
- Olimpiade 2004 Athena : Korea Selatan, Irak dan Jepang
- Olimpiade 2008 Beijing : Cina, Korea Selatan, Jepang dan Australia
- Olimpiade 2012 London : Korea Selatan, Jepang dan UEA
- Olimpiade 2016 Rio : Jepang, Korea Selatan, Irak dan Qatar.
#TimnasU19BISA
Salam Sepakbola Nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H