Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Timnas U-23 dan Prestasi di Asian Games

22 Juli 2014   20:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:34 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="624" caption="Skuad tim nasional Indonesia U-23 | Kompasiana (Kompas.com, Ary Wibowo)"][/caption] Bicara Asian Games harus diakuis prestasi Indonesia memang kurang begitu mendominasi termasuk didalamnya prestasi cabor sepakbola. Dalam perjalanan sejarah Asian Games, harus diakui prestasi Timnas Indonesia memang stagnan dan malah sering tidak ikut berpartisipasi termasuk kala Asian Games 2010 di Guangzhou, Cina. Prestasi menjadi target yang dibebankan oleh KOI (Komite Olahraga Indonesia) dengan hanya mengirimkan atlet di cabor (cabang olahraga) yang berpotensi mendulang medali. Sehingga Sepakbola yang belum mampu memberikan prestasi pun tidak bisa diberangkatkan, kalaupun tahun ini berangkat itu juga pemerintah tidak memberikan dukungan penuh dalam hal pendanaan untuk skuad Timnas U23 yang dipilih PSSI ke Incheon. Bicara prestasi timnas Indonesia di cabor sepakbola Asian Games, prestasi tertinggi adalah saat kita meraih medali perunggu pada Asian Games 1958 (Tokyo), sedang prestasi berikutnya adalah peringkat keempat (1986) di Korea Selatan serta semifinalis di Asian Games 1958 Filipina. Untuk prestasi delapan besar sebagaimana yang dibebankan PSSI-BTN, Timnas Indonesia mampu meraihnya sebanyak tiga kali di Asian Games 1951 India serta Asian Games 1966 dan 1970 di Thailand. Jadi prestasi terakhir tertinggi yang mampu diraih Timnas Indonesia adalah saat Asian Games 1986 Korea Selatan dimana mampu masuk empat besar. Kilas Balik Prestasi Empat Besar Asian Games 1986 “Kibarkan sang merah putih di langit internasional,” itulah ungkapan yang selalu digelorakan pelatih Timnas waktu itu, Bertje Matulapelwa kepada para pemainnya. Pelatih berjuluk “Sang Pendeta” tersebut mencoba membangun tim paska gagal total plus mendapat cemoohan dari publik sepakbola nasional kala timnas dibantai Thailand 7-0. Tapi usaha keras sang pelatih dan kebersamaan yang coba dibangunnya mampu menjadikan Timnas Indonesia yang dihuni pemain legendaris macam Jaya Hartono, Robby Darwis, Ricky Yakobi dan Ribut Waidi berprestasi maksimal. Dan prestasi fenomenal Bertje Matulapelwa kala itu adalah membawa timnas Indonesia masuk empat besar Asian Games 1986 setelah melewati hadangan  Arab Saudi, Qatar dan Malaysia di Grup C. Dibabak 8 besar UEA pun berhasil dilewati lewat adu tendangan pinalti tetapi sayang dibabak semifinal tuan rumah, Korea Selatan menghentikan langkah Adolf Kabo dkk dan saat perebutan peringkat ketiga timnas kembali kalah 0-5 dari Kuwait. Setahun kemudian Timnas Indonesia mampu meraih emas di Sea Games 1987 dan itu menjadi raihan tertinggi Bertje Matulapelwa bersama Timnas Indonesia serta menjadi emas pertama Timnas di Sea Games. http://bola.kompas.com/read/2009/12/11/08112496/indonesia.1986-87.saat.merah-putih.berkibar Timnas U23 dan Target Perempat Final Asian Games Incheon Setelah tidak tampil di Asian Games 2010 Guangzhou, Cina. PSSI akhirnya kembali mengririmkan timnas Indonesia yang diwakili Timnas U23 (karena sejak 2002) format sepakbola menggunakan para pemain U-23 plus tiga pemain senior. Dan kali ini coach Aji Santoso diberikan mandat untuk menangani Rasyisd Bakri dkk dengan target lolos ke 8 besar. Persiapan serius pun terus dilakukan oleh coach Aji utamanya untuk mendapatkan kerangka timnas U23 yang mumpuni dengan tahapan pelatnas yang sudah ditentukan, termasuk Tour de Italia menghadapi tiga klub Serie A seperti AS Roma, Lazio dan Cagliari. Ujicoba di Italia sejatinya menjadi kesempatan berharga bagi timnas U23 untuk meningkatkan jam terbang dan kepercayaan diri menghadapi klub dengan kualitas diatas mereka. Kemenangan memang sesuatu yang sulit untuk diraih tetapi bukan mungkin dapat diwujudkan oleh Timnas U23. Dalam dua laga awal kontra AS Roma dan Lazio, Timnas U23 harus mengakui keunggulan dua lawannya tersebut dengan skor 1-3 dan 0-2. Nanti malam Timnas U23 akan melakoni laga ketiga kontra Cagliari yang dapat dimanfaatkan coach Aji untuk menurunkan beberapa pemain yang belum dimainkannya. Penulis memang belum berkesempatan menyaksikan secara utuh dua laga Timnas U23 di Tur Italia karena berbenturan dengan jadwal pulkam dan kembali ke Bekasi akhir pekan kemarin, lihat sekilas ketika dirumah makan. Memang terlihat sudah ada peningkatan dari sisi intensitas dan keberanian para pemain untuk keluar menyerang serta memainkan bola yang menurut penulis bisa menjadi sisi positif timnas U23 jelang berlaga di Incheon pada September mendatang. “Kami dapat jam terbang yang berharga selama di Italia. Kepercayaan ini harus kami jawab saat Asian Games. Semoga permainan Timnas U-23 makin baik dari hari ke hari,” ujar gelandang timnas U23, Rasyid Akbar yang mencetak gol ke gawang AS Roma. “Mereka terlalu silau saat melihat pemain bintang sekelas Fransesco Totti. Akibatnya permainan tidak berkembang, mudah kehilangan bola,” pungkas coach Aji terkait penyakit minder yang dialami pemainTimnas U23 “Selain itu mereka juga harus bermain cepat dan peka dalam bekerja sama satu sama lain,” lanjut pelatih yang juga pernah menukangi Timnas Senior tersebut. Menakar Peluang Timnas U23 di Incheon Sejauh ini pihak tuan rumah, Korsel memberi jatah 28 peserta cabor sepakbola Asian Games 2014. Dan hingga Juli ini, baru 25 negara yang sudah memastikan ikut serta dalam Asian Games Incheon. Sedang tenggat waktu yang diberikan panpel Incheon adalah pada 15 mendatang. Pembagian grup akan dilaksanakan pada 21 Agustus dan cabor sepakbola akan menggunakan format kualifikasi grup, perdelapan final , perempat final , semifinal dan final. Dan berikut daftar 25 negara yang sudah memastikan ikut serta di Incheon mendatang : Asia Tenggara   : Indonesia, Malaysia, Thailand dan Laos Asia Selatan       : India, Srilanka, Bangladesh, Pakistan dan Nepal Asia Timur           : Korsel, Jepang, Cina, Cina Taipeh dan Hongkong Asia Tengah       : Uzbekistan, Iran, Turkmenistan dan Afghanistan Asia Barat            : Qatar, UEA, Oman, Arab Saudi, Kuwait dan Palestina Melihat negara yang sudah mendaftar, negara Asia Timur dan Asia Barat menjadi favorit untuk menembus delapan besar (sebagaimana target yang dibebankan oleh BTN-PSSI). Dalam tiga penyelenggaraan Asian Games cabor sepakbola dengan format U-23, tercatat beberapa negara yang mampu lolos ke 8 besar secara konsisten yakni Iran, Korsel dan  Thailand (2002, 2006 dan 2010). Sedang peraih emas cabor sepakbola dalam tiga Asian Games terakhir justru selalu memunculkan nama baru. Iran di 2002 dengan mengalahkan Jepang (2-1), sedang Asian Games 2006 giliran tuan rumah Qatar yang juara setelah mengalahkan Irak (2-1). Sedang saat Asian Games 2010 di Guangzhou, Cina justru Jepang yang tampil sebagai juara setelah mengalahkan UEA (1-0). Sisi positif dan kekurangan yang ada dalam timnas U23 selama masa pelatnas, dapat dimaksimalkan oleh coach Aji Santoso untuk menjadi kekuatan Timnas U23 di Asian Games mendatang, tinggal bagaimana memaksimalkan waktu yang tersisa untuk meningkatkan kepercayaan, kerjasama antar pemain serta memilih pemain yang tepat untuk ajang empat tahuna tersebut sehingga target 8 besar dapat tercapai. Semoga saja ! Salam sepakbola nasional , Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun