Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

[SuDuk] Mengapa Betah di Kompasiana?

21 Januari 2016   21:18 Diperbarui: 21 Januari 2016   23:13 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Wef, ente join Kompasiana sejak kapan ?” tanya teman kuliahku dulu

“23 Juli 2012,” jawabku mantap

“Tiga tahun berarti ente di Kompasiana, Wef!” tanyanya lagi

“Ya, bro,” jawabku

“Ndak bosan apah, terus sudah dapat apa aja dari Kompasiana .. ?” sergahnya dengan beberapa pertanyaan lainnya.

Bosan .. Betah .. adalah dua sisi yang bertentangan dimana yang satu berkonotasi positif sedangkan yang satu negatif. Namun terkadang duanya bisa saling melengkapi dan mengisi sehingga bisa menjadi perpaduan yang mengasyikan, salah satunya dari awalnya Bosan lama-lama Betah karena bisa jadi menemukan sesuatu yang baru dalam cara pandang melihat sesuatu termasuk saat penulis memutuskan bergabung diblog keroyokan Kompasiana yang terkenal dengan Sharing and Connection-nya.

Tiga tahun lebih tentu bukan waktu yang sebentar, tapi dengan berjalannya waktu menulis di Kompasiana mengajarkan satu nilai positif tentang bagaimana bisa ISTIQAMAH dalam menulis padahal status kita adalah pekerja pabrik yang padat dengan rutinitasnya. Berangkat pagi jam 6 pulang dan sampai dirumah jam 10 malam kecuali sabtu dan minggu. Keterbatasan yang mengajarkan penulis tentang memanfaatkan waktu secara maksi salah satunya adalah menulis dibis jemputan kala macet total .. pengalaman yang mengasyikkan tentunya.

Suka dan duka pastinya ada, suka karena bisa kenal dengan rekan Kompasioner dari berbagai disipilin ilmu dan latar belakang yang bisa menjadi sumber inspirasi maupun sumber menambah ilmu pengetahuan. Dukanya bagi penulis adalah tidak pernah ikut serta dalam acara kompasiana nangkring ataupun acara kompasiana lainnya (termasuk undangan datang di acara Kompasiana TV), tetapi untuk Kompasianival penulis alhamdulillah bisa hadir sejak 2014 dan 2015.

Soal menulis di Kompasiana, prinsip penulis adalah tidak menjadikan Headline (HL) sebagai tujuan utama, karena jika itu yang dipilih bisa-bisa ndak nulis nulis nantinya. “Menulislah apa yang ingin kamu tulis dan kamu pahami serta bisa memberikan nilai tambah”, itulah salah satu pesan guru Bahasa Indonesia kala SMA dulu saat masih memegang mading sekolah. Salah satu momen mengejutkan dari Kompasian adalah saat nama penulis nangkring ditrending artikel sebanyak dua tulisan (gambar sampul).

Lalu momen tidak mengenakkan kala artikel penulis tentang Piala AFF Futsal di-copy paste oleh PSSI itupun menjadi sesuatu yang diluar dugaan penulis, “kok bisa organisasi sekelas PSSI meng-copy paste artikel”. Itulah momen yang membuat penulis semakin semangat menulis ditambah lagi karena misi untuk melihat PRESTASI dari Timnas Indonesia, Timnas Argentina dan Liverpool FC terus menggelora dalam dada. Sehingga wajar apabila stok untuk bahan tulisan tetap bisa mengalir dan tidak membuat kehabisan ide untuk menulis di Kompasiana.

Jadi kalau ditanya .. “Ente ndak bosan apa Wef di Kompasiana ?” Jawabnya nikmati lah seperti halnya air mengalir. Saat air menabrak batu ,itu sama saja saat kita sedikit mengendurkan semangat dan waktu untuk menulis di Kompasiana.

#ThanksKOMPASIANA

Salam Kompasiana,
Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun