[caption id="attachment_332202" align="aligncenter" width="634" caption=""][/caption]
(Sergio Romero dan punggawa Argentina melakukan selebrasi usai kalahkan Belgia / sumber : dailymail.co.uk)
Bermain reguler plus tampil gemilang di klub tentu menjadi kredit yang memperbesar peluang seorang pemain untuk dipanggil membela negaranya diajang Piala Dunia 2014 Brazil. Tetapi pameo itu sepertinya tidak berlaku untuk beberapa pemain yang justru jarang tampil di klub atau bermain di kompetisi rendah, karena bagaimanapun keputusan memanggil pemain ke even terbesar empat tahunan adalah prerogatif seorang pelatih.
Ketika Sergio Romero dipanggil ke timnas Argentina, kehidupannya berubah secara drastis. Alasannya sederhana, “Tim Tango” menjadi satu-satunya tim yang benar-benar mengandalkannya sebagai starter. Bisa dimaklumi mengingat kiper AS Monaco itu hanya menjadi pemain pengganti di klub yang berlaga di Ligue 1 Prancis itu. Sebagai gambaran, pada musim 2013/14, Romero hanya bermain tiga kali.
Anehnya, di Monaco, Romero kalah dari Danijel Subacic. Kiper yang notabene justru jadi cadangan Stipe Pletikosa di tim nasional Kroasia. Tapi apapun itu, Sergio Romero tidak pernah menyimpan keraguan akan dalam dirinya bahwa dia akan dipanggil ke Piala Dunia oleh Alejandro Sabella.
“Saya tidak pernah takut. Saya tahu kerja keras yang saya lakukan untuk berada di sini dan saya selalu mendapat dukungan dari Alejando Sabella dan rekan-rekan. Meskipun saya tidak bermain secara reguler di Monaco, saya berlatih secara maksimal dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Sekarang, saya berharap untuk mengembalikan kepercayaan yang mereka berikan kepada saya,” kata kiper yang dipinjam AS Monaco dari Sampdoria tersebut.
Perjalanan karir Sergio Romero memang tidak segemilang Lionel Messi kapten Argentina, maupun kiper hebat lainnya di Piala Dunia macam Manuel Nuerr, Julio Cesar. Tetapi kiper kelahiran Bernardo de Irigoyen ,Argentina , 27 tahun lalu yang pernah bermain untuk Racing Club, AZ Alkmaar, Sampdoria dan sekarang dipinjamkan ke Monaco tetap sosok terdepan dimata Sabella untuk menjaga gawang Argentina dibanding Mariano Adunjar dan Agustin Orion yang lebih senior.
Tapi bila bicara catatan penampilan di Timnas Argentina memang spesial. Dimulai dari Timnas Argentina U20 hingga U23 dimana Argentina mampu meraih emas Olimpiade 2008 dan kini menjadi kiper utama timnas Argentina di Brazil serta menjadi tembok yang sulit untuk ditaklukkan. Dibabak 16 besar dan 8 besar gawangnya pun belum bisa dijebol oleh striker Swiss dan Belgia semalam. Sepakan Xerdan Shakiri berhasil dimentahkannta sedang semalam, Romero mampu mengkoordinir kuartet pertahanan Argentina untuk menghalau serangan bergelombang dari pemain Belgia.
Kini Sergio Romero harus terus meningkatkan kualitasnya karena lawan di semifinal terbilang sangat berat, Belanda. Dengan pemain bintang macam.van Persie, Sneijder, Robben tentunya akan menghadirkan ancaman berlapis bagi gawang timnas Argentina.
Gagal di level klub bukan berarti akhir segalanya, dan kini Sergio Romero mencoba membuktikan kapasitasnya di gawang Argentina untuk bersama Lionel Messi menjadi juara Piala Dunia setelah 28 tahun lamanya menanti.
Vamos Argentina!
Salam Piala Dunia,