(Warung Sate Barokah dan Pengamen dengan tembang Jawanya / dokumentasi pribadi)
Menikmat kuliner khas memang mengundang sesuatu yang menarik hati dan keinginan penulis, saat pulang kampung ke Tegal kemarin sebenarnya penulis ingin mencicipi nikmatnya sate kambing muda khas Tegal didekat patung GBN, Lebak Siu. Tetapi karena sibuk dengan acara walimatul ursy adik ipar membuat rencana tersebut jadi gagal apalagi dirumah sendiri sudah disiapkan daging rendang.
Akhirnya walau dengan tempat yang berbeda, tetapi hari ini penulis akhirnya kembali merasakan ke-khasan sate kambing muda ala Tegal yang maknyus tersebut. Adalah Warung Sate BAROKAH yang berada di daerah Bintara, Bekasi menjadi tempat tujuan untuk makan sate kambing bersama supir perusahan setelah mengurus perizinan di BAPETEN, Jakarta.
Aroma, kekenyalan dan kenikmatan Sate Kambing dengan bumbu kecapnya menjadi sajian menu makan siang yang tidak boleh dilewatkan siang hari ini. Suasana makan siang itu semakin spesial apalagi ditemani dengan tembang jawa yang didendangkan seorang pengamen yang ternyata mangkal disitu dengan kecapi-nya.
Alunan tembang jawa yang melow membuat suasana makan sate kambing semakin terasa nikmat dengan sesekali diselingi suara kereta dari arah jawa dan jakarta yang lewat disebelah rumah makan Barokah. Walau tidak menikmat teh manis dengan gula batu sebagaimana yang biasa dinikmati di Tegal, tetapi segelas es teh manis sudah cukup menjadi penutup makan siang tersebut.
Selain ada pengamen dengan tembang jawa-nya yang menjadi menu baru sejak terakhir kali makan di Warung Sate Barokah sekitar tiga tahun, ada tambahan menu otak-otak yang dijajakan didepan Warung Sate Barokah tersebut. Tetapi sayang kalau dibandingkan dengan otak-otak yang biasa dimakan di Cibitung masih kurang maknyus.
Bagi rekan Kompasiana yang ingin mencoba nikmatnya Sate Kambing muda dengan diiringi tembang Jawa , tidak ada salahnya untuk mencobanya di Warung Sate Barokah.
Salam Kompasiana,
Wefi