Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Semangat Delapan Sembilan ..

24 September 2014   03:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian pekerja yang bekerja di pabrik, Over Time atau Lembur memang menjadi magnet tersendiri dalam mendapatkan tambahan diluar gaji pokok, tunjangan makan, tunjangan transport, tunjangan shift dan tunjangan lainnya. Apalagi dengan UMR yang mendekati angka RP. 3 juta/ bulannya menjadikan nilai OT atau Over Time yang diterima lumayan.

Ditambah lagi dengan sebagian pekerja yang saking ingin menikmati hidup, sehingga membeli berbagai kebutuhan yang bersifat mendukung aktivitas mereka dengan jalur kredit. Kan terbayang apabila seorang pekerja yang mengambil motor, bayar cicilan BTN, hingga ada yang meng-kredit mobil tentunya harus mengatur strategi yang tepat agar semua kewajiban dapat mereka penuhi.

Semangat Delapan Sembilan ! Itu yang sering diucapkan oleh rekan-rekan kerja di pabrik. Semangat Delapan Sembilan itu diartikan sebagai Semangat Bekerja dari jam Delapan Pagi hingga Sembilan Malam, waktu kerja normal hingga jam lima sore setelah itu yach Over Time harian hingga ada yang terus sampai Sabtu dan Minggu, sehingga terbayang Rupiah yang bisa dipetik tiap bulannya.

“Pak Wefi, Sabtu besok lembur tidak ?” Tanya seorang Operator kepadaku atau

“Hari ini lembur tidak pak ?” Tanya yang lain lagi

Selagi masih ada waktu untuk OT alias Lembur dan memang Perusahaan mengharuskan untuk lembur, why not ? Yang penting siap secara fisik alias sehat dan tentunya tidak mencari-cari alas an untuk lembur.

Semangat Delapan Sembilan ! akan terus menjadi stimulun untuk rekan kerjaku untuk mencukupi kebutuhan hidup yang memang cenderung kearah ‘high cost’.

Salam Kompasiana,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun