[caption caption="(Presiden FIFA yang baru, Gianni Infantino)"][/caption]
Setelah melakukan dialog imajiner dengan presiden FIFA yang baru, Mr. Gianni Infantino. Sejatinya penulis masih penasaran dengan paket atau program reformasi yang ditawarkan oleh Mr. Gianni agar FIFA menjadi lebih baik, yach macam Tata Kelola Sepakbola Nasional ala Kemenpora RI yang katanya menjadi obat mujarab untuk mereformasi sepakbola negeri ini agar kian berprestasi. Dalam dialog imajiner dengan sang presiden tersirat niat besarnya untuk mereformasi FIFA agar lebih baik (walau banyak yang meragukannya termasuk legenda Argentina, Diego Maradona).
T : Lalu bagaimana dengan tindakan untuk membuat FIFA terhindar dari kasus mega skandal korupsi yang terjadi baru-baru ini (ingin bilang era Sepp Blatter agak ndak enak) ?
J : ‘Serious Good Govermance’ dan kepatuhan terhadap reformasi diperlukan untuk mengatasi masalah masa lalu dan untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat terulang kembali. Reformasi ini harus berjalan baik secara STRUKTURAL maupun menjadi BUDAYA. Sebagai anggota dari Komite Reformasi FIFA 2016, saya telah terlibat erat dengan tim yang telah mempersiapkan amandemen undang-undang yang diperlukan untuk membawa perubahan ini berlaku. Dan, sebagai Presiden FIFA, saya akan memfokuskan seluruh energi dan usaha saya untuk memastikan bahwa reformasi ini benar-benar diterapkan dan dimasukkan ke dalam tempat sesegera mungkin.
T : Bagaimana cara Mr. Presiden untuk melakukan reformasi di FIFA ?
J : Saya juga ingin FIFA dan Anggota Asosiasi untuk melihat secara signifikan memperkuat program pengembangan sepak bola, dengan tujuan Piala Dunia FIFA, memiliki perdebatan penuh pada penggunaan teknologi dalam permainan dan menciptakan sistem transfer yang adil dan transparan. Saya juga akan membuat inisiatif baru untuk memanfaatkan pemain saat ini dan mantan untuk mempromosikan sepak bola sebagai kekuatan sosial, saya benar-benar percaya reformasi dan perubahan akan membuat perbedaan besar untuk bagaimana FIFA beroperasi dan reputasinya.
Dialog Imajiner dengan Presiden FIFA, Mr. Infantino
Waktu pun berlalu sejak kunjungan dan dialog imajiner dengan sang presiden FIFA dimarkasnya, Zurich (Swiss) hingga akhirnya dapat informasi bahwa gambaran program dan paket informasi sudah dikirimkan via email ke alamat penulis serta akan dilansir resmi via majalah FIFA, 1904. Wah .. sebuah informasi penting nich yang layak untuk dibagikan dengan rekan kompasioner dikanal bola (yach tentunya dengan keterbatasan bahasa Inggris yang dimiliki oleh penulis). Setidaknya paket reformasi ala FIFA 2016 ini bisa menjadi semacam ikhtiar bagi Pengurus PSSI untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi disepakbola negeri ini.
Kok kenapa harus merujuk ke FIFA ? kan kita memiliki aturan main sendiri, hukum positif atau UU sendiri yang menggambarkan kondisi faktual Indonesia. yach memang betul, banyak aturan main yang telah dibuat dalam bentuk UU untuk menjadikan rujukan dalam pengelolaan olahraga termasuk sepakbola. Namun status FIFA sebagai ‘bapaknya’ sepakbola dunia (yang mempunyai tanggung jawab dalam mengontrol sepakbola diseluruh pelosok sesuai dengan statuta yang mereka miliki) tentunya PSSI sebagai anggota asosiasi perlu merujuk ke FIFA.
Termasuk juga beberapa poin reformasi yang dilakukan FIFA yang pastinya tidak menjelaskan detail tentang pengelolaan Timnas semua level ataupun kompetisi karena memang reformasi FIFA 2016 mengerucut kepada pembenahan sisi manajerial dari FIFA. Nah bukankah itu menjadi menarik untuk bisa dijadikan semacam guidance bagi Pengurus PSSI (syukur-syukur Kemenpora dan timnya mau membaca juga soal reformasi FIFA 2016), sehingga kedepan pengelolaan atau sisi manajemen pengurus PSSI menjadi lebih baik.
Lalu apa paket reformasi yang ditawarkan Mr. President untuk FIFA yang lebih baik? Berikut catatannya dari FIFA Baru dengan Slogannya “FIFA – Modern, Trusted and Profesional”.