Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Punya Prestasi tapi Julukannya "Pesepakbola Paling Kotor", Saat jadi Pelatih Juga Diusir Wasit!

29 Maret 2016   20:05 Diperbarui: 29 Maret 2016   20:33 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pesepakbola denagn rekor 43 kartu merah"][/caption]

Kasus gigitan Luis Suarez atas Otmar Bakkal, Ivanovic hingga Chiellini bisa jadi mentasbihkan Luis Suarez sebagai pemain ‘kejam’ atau juga ‘brutal’ dilapangan hijau. Walau mendapat hukuman dari sang pengadil hingga FIFA atas apa yang dilakukannya, publik sepakbola bisa jadi menganggap Suarez sebagai pemain berbahaya dan bertanya-tanya ‘who’s the next’ yang akan menjadi korban gigitan Suarez.

Namun kali ini penulis tidak ingin membahas soal tentang Luis Suarez dengan gigitannya dilapangan hijau namun mencoba membahas sisi lain dari dunia sepakbola tentang ‘World’s Dirtiest Footballers’ atau pemain bola dunia terkotor. Terkotor dalam arti tidak mandi, lusuh namun pemain yang cenderung bermain ngotot hingga cenderung kasar dan berfek mendapat kartu merah dari sang pengadil lapangan.

Tentu akan banyak nama yang mengemuka dan berasal dari berbagai kompetisi dunia, salah satunya adalah Gerardo Bedoya. Tercatat sepanjang karir profesionalnya dilapangan hijau, pemilik 49 caps bersama Timnas Kolombia tersebut tercatat mengoleksi 43 kartu merah akibat pelanggaran yang dilakukannya. Malah pada 2012, Bedoya dihukum 15 laga oleh Komite Disiplin akibat menendang kepala pemain Milonarios, Jhonny Ramirez. Dengan catatannya tersebut wajar bila Bedoya dijuluki 'Pemain Paling Kotor' di dunia sepakbola.

"Saya tidak normal jika seperti ini," ungkap Bedoya sebagaimana dilansir theguardian.

Gerardo Alberto Bedoya Munera lahir di Ebejico, Kolombia (26-11-1975) berposisi dibek kanan dan mengawali karir di klub Deportivo Tolima, Kolombia dan mengakhiri Cucuta Deportivo. Timnas Kolombia pun juga dijejakinya dengan menempati posisi gelandang tengah serta tampil diberbagai turnamen penting yakni Kualifikasi Piala Dunia dan juga Copa America, namun perlu dicatat catatan Gerardo Bedoya begitu ‘gila’ untuk urusan pelanggaran yang berujung pada kartu merah.

Prestasi gemilang Gerardo Bedoya adalah saat gelaran Copa America 2001 dimana dirinya menjadi pencetak gol pertama Kolombia saat mengalahkan Honduras 2-0 dibabak semifinal Copa America 2001 di Estadio Palogrande, Manizales sekaligus membawa Kolombia lolos ke babak final untuk berhadapan dengan Meksiko. Dan dibabak final akhirnya Kolombia tampi sebagai pemenang dan juara Copa untuk pertama kalinya lewat gol sundulan Ivan Cordoba.

Kini sang pemain sudah beralih profesi menjadi asisten pelatih dari Alexis Garcia yang melatih klub profesional, Independiente Santa Fe (Kolombia). Namun apa daya bawaanya saat menjadi pemain tetap tidak hilang dan saat laga melawan SMP FC sang asisten pelatih yang tidak puas dengan kinerja wasit terus melakukan protes dan mencaci sang pengadil lapangan beserta asisten wasita. Sehingga tak pelak wasit pun mengusir Bedoya dari pinggir lapangan.

Wah repot juga nih si Bedoya, bawaan saat menjadi pemain tidak bisa dihilangkan dan kartu merah serta diusir wasit menjadi harga yang harus dibayar.

Salam Sepakbola,
Wefi

sumber foto : thesun

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun