Harimau Malaya adalah julukan yang sudah begitu melekat bagi Timnas Malaysia yang notabene adalah pesaing berat Timnas Indonesia disepakbola ASEAN, khususnya diajang Piala AFF. Awal penulis merasakan serunya persaingan apalagi kalau bukan saat Sea Games 1987 Jakarta saat untuk pertama kalinya Timnas Indonesia yang dilatih (alm) Bertje Matulapelwa meraih medali emas dicabor sepakbola Sea Games.
Timnas Indonesia yang memiliki striker tangguh macam Ricky Yakobi dan Rully Nerre mampu lolos ke babak final usai menghantam Myanmar 4-1. Dilaga final (20/09) distadion utama Senayan dan disaksikan hampir 120 ribu pasang mata (termasuk penulis), Timnas Indonesia berjumpa Malaysia. Akhirnya gol tunggal Ribut Waidi (91') dimasa perpanjangan waktu menjadi gol emas bagi Timnas Indonesia sekaligus menjadi penentu kemenangan Indonesia.
Sejak itu sebagaimana pesan ayah, Timnas boleh kalah dari Thailand tapi tidak boleh kalah dari Harimau Malaya, julukan Malaysia begitu terpatri dalam pikiran. Puncak perseteruan tentu saat final Piala AFF 2010 antara Timnas Indonesia kontra Malaysia. Pendukung kedua negara memperlihatkan segala cara dalam memberikan dukungan terbaiknya, namun apa daya Firman Utina dkk gagal menghadang laju Harimau Malaya dan harus puas sebagai pengoleksi gelar runner up Piala AFF sebanyak empat kali.
Kini diawal Februari 2016, PSSI-nya Malaysia (FAM) resmi menanggalkan julukan Harimau Malaya untuk Timnas mereka menjadi Harimau Malaysia. Merujuk sejarah julukan Harimau Malaya itu pada asalnya merujuk kepada penyerang Malaysia era 1940-an hingga 1950-an, Allahyarham Dollah Don (nama sebenar Abdullah Mohd Don) yang diberi gelar tersebut oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno usai menyaksikan kemampuan sang striker dalam sebuah laga pada 1953.
Era baru FAM yang telah menunjuk Datuk Ong Kim Swee sebagai pelatih Timnas Malaysia dimulai dan juga usulan Menpora Malaysia, Khairy Jamaluddin setahun yang lalu (22/02) yang juga meminta mengganti julukan tersebut karena tidak mencerminkan keseluruhan Malaysia. FAM pun memutuskan tidak menggunakan julukan tersebut selain alasan tidak ada penggunaan Malaya sejak 1953.
"Untuk membuat awal baru untuk sepak bola Malaysia pada tahun 2016, FAM merasa bahwa menggunakan istilah Harimau Malaya tidak lagi sesuai," kata Presiden FAM, KDYTM Tengku Abdullah Al-Haj Ibni Sultan Haji Ahmad Shah.
"Hal ini karena alasan itu, kita sekarang memanggil tim secara resmi sebagai Harimau Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa tim milik seluruh Malaysia, termasuk Sabah dan Sarawak," lanjutnya sebagaimana dikutip dilaman fam.org.myÂ
Selain itu pihak FAM juga mengadakan lomba membuat logo Harimau Malaysia yang diperuntukkan bagi warga Malaysia dan memperebutkan hadiah uang  10,000 ringgit serta ikut bersama skuad Timnas Malaysia diajang Piala AFF Suzukk 2016 pada akhir tahun ini.
Â
Salam sepakbola,
Wefi