[caption caption="Ketum 'PSSI' nya Mesir"][/caption]Sembari menanti perkembangan kasus yang menimpa Ketum PSSI, La Nyala Matalitti yang menjadi tersangka kasus dana hibah KADIN JaTim dan kini informasinya sedang berada di Singapura, sebagaimana yang diberitakan dibeberapa media. Tetapi sebelum beranjak kemenu utama kayaknya ada satu tanya penulis ? kenapa harus ke Singapura dan tidak kembali saja ke Indonesia yah ? Alangkah indah apabila Ketum PSSI legowo dengan situasi yang berkembang apapun alasan yang mengiringinya.
Bisa jadi pemilihan Singapura dalam pandangan penulis adalah karena tidak memiliki kerjasama dalam hal ekstradisi dengan Indonesia. Walau pernah pada 2007 ada perkembangan dalam perjanjian ekstradisi antara Singapura dan Indonesia namun hingga sekarang belum ada kelanjutan ratifikasinya.
"Kebanyakan orang (Indonesa) kalau bermasalah ya Singapura. Itu karena Singapura tidak ada perjanjian ekstradisi dengan Indonesia," kata Dwi widodo, Atase Imigrasi KBRI untuk Malaysia sebagaimana dilansir harian top skor.
Jadi ya kita tunggu sajalah update informasi selanjutnya karena fokus kali ini adalah soal pembubaran ‘PSSI’-nya Mesir oleh Mahkamah Agung negara tersebut. Wah kok bisa ? Padahal di Indonesia, PSSI berhasil memenangkan kasus dengan Kemenpora RI di Mahkamah Agung (MA). Ternyata oh ternyata sebagaimana yang ramai diberitakan dimedia online awal minggu ini penyebabnya adalah karena kecurangan yang dilakukan oleh Ketua Umum Federasi Sepakbola Mesir (EFA) kala pemilihan Ketum baru pada 2012.
Munculnya kasus tersebut karena dua kandidat yang dikalahkan oleh Ketum EFA, Gamal Allam yakni Magda El Helbawi dan Hermas Redwan melakukan sengketa dipengadilan karena ditenggarai Gamal Allam terpilih karena adanya tuduhan korupsi dan suap dalam KLB Pemilihan Presiden EFA 2012. Setelah melalui proses panjang dan memakan waktu akhirnya MA Mesir menjatuhkan keputusan pembubaran Federasi Sepakbola Mesir (EFA) dan secara otomatis Gamal Allam tidak lagi memiliki kekuasaan untuk menjalankan roda organisasi.
"Kami menunggu sampai pertandingan melawan Nigeria dimainkan. Setelah itu kami akan mengevaluasi situasi. Prinsipnya kami ingin melindungi sepak bola Mesir dari sanksi FIFA karena keputusan MA," kata Menteri Olaharga Mesir, Khaled Abdel-Aziz sebagaimana dilansir harian topskor.
Untuk sementara Direktur Eksekutif EFA, Thartwat Sweilam menjadi plt Presiden EFA hingga dilakukannya pemilihan kembali Presiden EFA pada KLB yang akan dilakukan pada September 2016. Hanya menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengenai respon FIFA selaku Federasi Sepakbola Tertinggi dimana EFA menjadi anggotanya. Bisa jadi Mr. Gianni Infantino beserta jajarannya akan mempelajari dengan serius kasus yang terjadi di Mesir sebelum memutuskan nasib EFA kedepannya (akankah senasib dengan Indonesia dan Kuwait atau tidak ?).
Padahal jika melihat performa Timnas Mesir di 2016 cukup mumpuni dimana di Pra Piala Dunia 2018 mereka berhasil mengkandaskan perlawanan Chad (4-1 dan 1-0) untuk lolos kebabak fase grup. Sedangkan dikualifikasi Piala Afrika 2017 Gabon, Timnas Mesir berhasil lolos keputaran final setelah mampu menaklukkan Nigeria 1-0 dilaga yang digelar (27/3) kemarin. Dan kini semua bisa berubah jika FIFA yang alergi dengan intervensi pemerintah menilai berbeda apa yang diputuskan oleh MA Mesir tersebut.
Salam Sepakbola,
Wefi
sumber foto : ahram.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H