Usai sudah gelaran Piala Eropa 2016 di Perancis dengan tampilnya Portugal sebagai juara untuk pertama kali dalam sejarah sepakbola Portugal. Gelar yang menjadikan Cristiano Ronaldo dkk menjadikan Portugal negara kesepuluh dalam sejarah yang mampu mengangkat trofi Piala Eropa yang hampir diraih pada edisi 2004. Kesuksesan bukan saja jadi milik Portugal selaku juara tetapi juga diraih oleh nagara lain yang selama ini dianggap ‘anak bawang’.
Wales, Islandia hingga Albania sukses membuat publik sepakbola eropa terkejut dengan raihan mereka di Piala Eropa. Wales memimpin dengan kesuksesan mereka lolos ke semifinal sebelum akhirnya langkah mereka dihentikan Portugal, Islandia dengan populasi penduduk hanya 300 ribu jiwa mampu lolos ke perempat final setelah menghentikan Inggris 2-1. Sedangkan Albania walau tidak lolos ke babak 16 besar namun penampilan anak asuh Gianni de Blasi mampu membuat publik sepakbola disana bangga dengan pencapaian tersebut.
Sehingga wajar apabila publik hingga level pemerintahan menyambut mereka laksana pahlawan bangsa di bidang sepakbola. Lihatlah ribuan orang menyambut kedatangan tim Islandia dan Portugal saat tiba dinegaranya, lalu bagaimana pemerintah Albania memberikan paspor diplomatik kepada pemainnya serta sang pelatih sebagaimana Guss Hiddink yang pernah mendapat kewarga negaraan Korea Selatan usai sukses membawa negara ‘ginseng’ tersebut menjadi semifinalis Piala Dunia 2002.
Bukan saja sambutan yang luar biasa yang diterima para pemain dari publik yang rindu akan prestasi, guyuran bonus pun diberikan kepada para pemain serta tim pelatih atas apa yang diraih. Pemerintah Albania memberikan bonus 1.2 juta euro atas prestasi yang diraih anak asuhnya Gianni de Blasi belum lagi pemerintah Portugal hingga Islandia. Lalu bagaimana sambutan publik Inggris atas torehan Wayne Rooney dkk usai gagal di Piala Eropa 2016.
Pastinya caci maki menghiasi jagad media sosial ‘negeri ratu elizabeth’ usai kegagalan Inggris menaklukkan Islandia. Loyalitas hingga semangat Wayne Rooney dkk dipertanyakan, apalagi melihat pendapatan mereka sebagai pemain profesional dari klub yang mengontraknya membuat publik mencaci para pemain begitu pedasnya sedangkan sang pelatih, Roy Hodgson memilih mundur dari jabatannya yang dipegang sejak 2012 lalu dan tentunya membuat ‘PSSI’-nya Inggris pusing mencari penggantinya ditengah tekanan publik yang besar.
“The worst defeat in our history. England beaten by a country with more volcanoes than professional footballers. Well played Iceland,” kicau eks striker Timnas Inggris, Gary Lineker.
Saatnya Atlit Indonesia Berjuang di Olimpiade 2016 Rio de Jainero
Indonesia akhirnya meloloskan 25 atlit ke Olimpiade Rio de Jainero (kemungkinan bertambah satu karena renang akhirnya mendapat satu tiket wild card). Bulu Tangkis tetap menjadi penyumbang atlit ke Olimpiade Rio dengan 10 atlet di lima nomor yang berbeda, disusul angkat besi dengan 7 atlet serta panahan dengan 4 atlet.
Perjuangan atlit Indonesia pun hampir sama dengan pemain sepakbola dari Islandia hingga Albania. Semangat para pemain dari kedua negara untuk selalu memberikan yang terbaik disetiap laga (kalau untuk atlit Indonesia disemua pertandingan yang mereka ikuti) patut ditiru. Medali emas adalah impian terbesar semua atlit sebagaimana saat melihat Susi Susanti berjaya di Olimpiade tunggal puteri namun dari itu semua adalah bagaimana cara para atlit mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya disetiap laga.
Selamat berjuang atlit Indonesia di Olimpiade 2016 di Rio de Jainero, tampil dengan penuh semangat dan keluarkan seluruh kemampuan yang ada demi kejayaan Indonesia. Apapun nanti hasilnya kalian tetap pahlawan bangsa atas prestasi lolos dari babak kualifikasi Olimpiade dan kini bagaimana kesempatan didepan mata mampu dimaksimalkan sebaik mungkin.
Dan berikut daftar atlit Indonesia yang lolos ke Olimpiade 2016 Rio :
1. Atletik : Maria Londa
2. Angkat Besi : Eko Yuli, Triyatno, Deni, M Hasbi,I ketut Ariana, Sri Wahyuni dan Desi Safitri
3. Balap Sepeda : Toni Syarifudin
4. Bulu Tangkis : Tommy Sugiarto, Linda Weni, M Ahsan, Hendra Setiawan, Nitya Krishinda, Greysia Polii, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Praveen Jordan dan Debby Susanto
5. Dayung : La Memo, Dewi Yuliawati
6. Panahan : Riau Ega, Muhammad Hanif, Hendra Wijaya dan Ika Yuliana.